×
Ad

H&M Berencana Kloning Model Manusia Pakai AI, Picu Perdebatan

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 01 Apr 2025 16:13 WIB
Papan iklan digital menampilkan kampanye H&M di Times Square, New York City, pada Juli 2024. (Foto: Michael M. Santiago/Getty Images)
Stockholm -

H&M, salah satu perusahaan ritel terbesar dunia, berencana menampilkan model digital hasil kloning digital untuk iklannya. Langkah tersebut memunculkan berbagai pertanyaan di industri fashion yang tengah menghadapi dampak akal imitasi (Artificial Intelligence) terhadap tenaga kerja.

Dilansir dari CNN, H&M berniat menggunakan 30 kembaran virtual dari model-modelnya sepanjang tahun ini. Namun, perusahaan mode asal Swedia ini masih dalam tahap "menjelajahi" bagaimana avatar tersebut akan digunakan.

Iklan H&M terpampang di salah satu sudut jalanan London, Inggris, pada Desember 2023. (Foto: Mike Kemp/In Pictures via Getty Images)

Ide masih digodok karena H&M ingin memastikan inisiatif tersebut dapat terlaksana secara "bertanggung jawab" tanpa mengesampingkan pihak-pihak yang berkepentingan di industri ini.


"Kami hanya mengeksplorasi apa yang mungkin dilakukan, dan kami melakukannya dalam kolaborasi erat dengan para kreatif lain di industri, agensi, serta para model itu sendiri, yang memiliki kendali penuh atas kapan 'kembaran digital' mereka akan digunakan, dan tentu saja akan mendapatkan bayaran yang sesuai," kata juru bicara H&M Hacan Andersson kepada New York Times.

Penggunaan model AI oleh H&M lantas mendapat reaksi yang beragam. Paul W. Fleming, Sekretaris Jenderal Equity, sebuah serikat pekerja seni pertunjukan dan hiburan di Inggris, mengapresiasi H&M yang tetap memberikan kompensasi bagi model atas penggunaan identitas digital mereka.

Papan iklan digital menampilkan kampanye H&M di Times Square, New York City, pada Juli 2024.

Namun, ia menegaskan bahwa regulasi hukum harus diperjelas. Menurutnya, perlindungan pekerja dalam aspek ini masih sangat minim.

"Perlombaan untuk berinovasi dalam kecerdasan buatan tidak boleh menjadi perlombaan menuju eksploitasi demi keuntungan lebih besar. Kecerdasan buatan tidak mungkin ada tanpa seni dan tenaga kerja manusia, dan manusia harus tetap menjadi pusat dalam upaya kreatif," ujar Fleming.

Sara Ziff, mantan model yang kini menjadi aktivis buruh dan pendiri organisasi nirlaba Model Alliance yang berbasis di New York, menyuarakan keprihatinannya terhadap penggunaan replika digital tanpa perlindungan yang memadai.

Toko H&M di Polandia. (Foto: Getty Images/Artur Bogacki)

"Dalam industri yang selama ini minim perlindungan hak pekerja, inisiatif baru H&M ini menimbulkan pertanyaan serius tentang persetujuan dan kompensasi. Ini juga berpotensi menggantikan berbagai pekerja fashion, termasuk penata rias, penata rambut, dan seniman kreatif lainnya dalam komunitas kita," ujar Ziff dalam pernyataan yang dirilis oleh Model Alliance.

H&M bukanlah merek pertama yang mengeksplorasi teknologi ini. Pada Maret 2023, jenama jeans Levi Strauss & Co. mengumumkan rencananya untuk menggunakan model yang dihasilkan AI guna "melengkapi model manusia." Namun, setelah mendapat kritik keras, Levi kemudian menegaskan bahwa mereka "tidak akan mengurangi sesi pemotretan langsung."

Pada Juli tahun lalu, merek asal Spanyol, Mango, juga meluncurkan kampanye promosi koleksi busana remajanya yang sepenuhnya dibuat dengan AI. Sementara itu, model dan influencer yang diciptakan AI semakin umum di industri fashion, bahkan tahun lalu digelar kontes kecantikan AI pertama di dunia.



Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"

(dtg/dtg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork