×
Ad

Fendi Rayakan 100 Tahun di Tengah Kontroversi Bulu dan Tas Ikonis Baguette

Daniel Ngantung - wolipop
Senin, 03 Mar 2025 17:03 WIB
Fendi Fall 2025 (Foto: AP Photo/Luca Bruno)
Milan -

Banyak bintang Hollywood absen di Milan Fashion Week Fall/Winter 2025 karena jadwal yang hampir berbenturan dengan perhelatan Academy Awards ke-97. Lain cerita di peragaan Fendi.

Sarah Jessica Parker, Matt Bomer, Hailee Steinfeld, Ashley Park, dan Philippine Leroy-Beaulieu menampakkan diri mereka di Spazio Fendi, Milan, Italia, untuk menyaksikan presentasi koleksi terbaru rumah mode asal Roma itu pada Rabu (26/2/2025). Tampaknya sulit bagi mereka untuk menolak undangan Fendi karena momen yang spesial.


Aktris Sarah Jessica Parker dan Elizabeth Olsen di peragaan Fendi Fall/Winter 2025. (Foto: Dok. Fendi)

Fashion show kali ini menandai awal perayaan 100 tahun Fendi. Dua bocah membuka gerbang besar di catwalk yang akan dilalui para model. Simbol peragaan segera dimulai. Mereka adalah kembar 7 tahun, Dardo dan Tarzio Delettrez Fendi, cucu dari Silvia Venturini Fendi.

Bagi Silvia, aksi mereka seperti sebuah nostalgia yang mengingatkannya pada masa kecil ketika melihat kakek dan neneknya, Edoardo Fendi dan Adele Casagrande Fendi merintis usaha pakaian berbahan kulit dan bulu yang kini kemudian menjadi perusahaan bervaluasi hampir 7 miliar euro (Fendi kini berada di bawah naungan LVMH milik konglomerat dan orang terkaya ketiga di dunia, Bernard Arnault).

Suasana catwalk Fendi Fall/Winter 2025. (Foto: Dok. Fendi)

Momen tersebut juga seakan mengulang aksi Silvia pertama kali berjalan di peragaan Fendi saat beruasia enam tahun pada 1966. Ia memakai jaket bergaya equestrian karya mendiang Karl Lagerfeld yang hampir lima dekade berkarya juga untuk Fendi, selain mengepalai tim kreatif Chanel. Foto tersebut, seperti dikabarkan New York Times, menempel di moodboard koleksi Fendi ini.

"Saya tidak mau terlalu menghabiskan waktu untuk bergantung pada arsip. Buat saya, 100 tahun Fendi lebih tentang memori personal, nyata atau dibayangkan, dari Fendi yang dulu dan sekarang," ungkap Silvia dalam keterangan tertulisnya.

s collection presented in Milan, Italy, Wednesday, Feb. 26, 2025. (AP Photo/Luca Bruno)" title="Fendi Fall/Winter 2025" class="p_img_zoomin" />Models wear creations of the Fendi Fall/Winter 2025-2026 women's collection presented in Milan, Italy, Wednesday, Feb. 26, 2025. (AP Photo/Luca Bruno) Foto: AP Photo/Luca Bruno

Memiliki sejarah panjang dalam craftsmanship khas Italia, Fendi terus memperkuat reputasinya dalam teknik tailoring dan inovasi material. Sulit untuk melepaskan citra Fendi sebagai luxury brand yang identik dengan busana dan aksesori kulit dan bulu sampai menyebabkan PETA mengeluarkan peringatan.

Sebagai jalan tengah, Fendi menggunakan shearling, bahan yang berasal dari kulit domba yang bulunya masih menempel pada kulitnya. Meski dinilai lebih beretika, praktik pengolahan shearling tetap memicu kontroversi karena tetap mengeksploitasi hewan.

s collection presented in Milan, Italy, Wednesday, Feb. 26, 2025. (AP Photo/Luca Bruno)" title="Fendi Fall/Winter 2025" class="p_img_zoomin" />Foto: AP Photo/Luca Bruno

Di koleksi yang terdiri dari 84 set busana pria dan wanita ini, material shearling dan sejenisnya hadir dalam variasi luaran bergaya mantel. Luaran tersebut berpadu manis dengan terusan berestetika jam pasir yang tercermin dalam rok balza satin, jaket corolla berkerut. Warna-warna khas Roma seperti hijau laurel, biru petrol, dan coklat mendominasi, berpadu dengan nuansa cerah seperti merah bata, bubblegum, dan dusty rose.

Beberapa tas ikonis Fendi juga mendapat sentuhan baru. Fendi Giano, tas berbentuk bulan dengan mekanisme 'click-clack', hadir dalam kulit dua warna dan dihiasi emblem tupai khas Fendi serta potret dewa Janus. Spy Bag 2005 kembali dengan pegangan twisted dalam nuansa sorbet, sementara Baguette dan Peekaboo tampil dalam shearling intarsia dan payet bernuansa disco.

Fendi Fall/Winter 2025 (Foto: Dok. Fendi)

Ketika Fendi merayakan seabadnya, tas Baguette menjadi sorotan di China, salah satu pasar luxury brand terbesar di dunia, karena sebuah kontroversi.

Masalah bermula dari kerja sama Fendi dengan perajin asal Korea, Kim Eun-young, seorang ahli "maedeup" atau seni simpul tradisional Korea, dalam desain tas Baguette. Tas tersebut diluncurkan pada November 2024 sebagai bagian dari kampanye global Fendi bertajuk Hand in Hand dan menggunakan teknik simpul Korea, khususnya pola "mangsu" yang secara historis digunakan dalam pakaian seremonial Dinasti Joseon.

Fendi Fall/Winter 2025 (Foto: Dok. Fendi)

Kim, yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Seoul No. 13, menjelaskan bahwa desain tas terinspirasi dari teknik dekoratif yang biasa digunakan dalam busana kerajaan Korea.

Namun, sejumlah warganet China mempertanyakan deskripsi Fendi mengenai teknik simpul tersebut. Mereka mengklaim bahwa akar budaya dari seni simpul ini berasal dari China kuno, khususnya dari Dinasti Tang dan Song.

Perdebatan ini menjadi sorotan di platform media sosial China, Sina Weibo. Sejumlah pengguna menuding Fendi melakukan "apropriasi budaya," bahkan topik terkait menjadi tren kedua paling populer pada Kamis lalu.

Fendi telah menghapus unggahan terkait kampanye ini dari akun media sosialnya dan menyatakan tengah menyelidiki masalah tersebut. Departemen layanan pelanggan merek tersebut dilaporkan menerima banyak keluhan dari konsumen terkait kontroversi ini.



Simak Video "Video: Kenapa Pertemuan Anna Wintour-Meryl Streep Bikin Heboh?"

(dtg/dtg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork