Industri Fesyen Bali Penuh Tantangan, Paramatex Hadir Beri Solusi

Di balik gemerlap industri fashion di Bali yang tengah berkembang pesat, terselip berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis. Mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kebutuhan akan inovasi yang berkelanjutan, industri ini membutuhkan dukungan yang solid.

Di sinilah Paramatex hadir sebagai mitra strategis, menawarkan solusi dan kontribusi nyata bagi komunitas fashion di Bali.

Bali telah lama dikenal sebagai pusat kreatif yang menarik minat desainer dan pelaku bisnis fashion dari seluruh dunia. Menurut data dari Dinas Pariwisata Bali, sektor fashion menyumbang sekitar 15% dari total PDB Bali pada tahun 2023.

Ini menunjukkan betapa vitalnya industri ini bagi perekonomian lokal. Namun, dengan meningkatnya permintaan, muncul pula tantangan-tantangan baru, seperti kebutuhan akan bahan baku berkualitas tinggi dan keberlanjutan dalam proses produksi.

Secara global, industri fashion diperkirakan akan mencapai nilai US$3,3 triliun pada tahun 2030, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 4,5%. Tren ini tidak hanya mempengaruhi pasar global tetapi juga membawa dampak signifikan bagi pasar lokal di Bali. Desainer dan produsen di Bali kini dituntut untuk mengadopsi praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dan inovatif, seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap isu-isu lingkungan.

Sebagai bagian dari upaya mendukung industri fashion di Bali, Paramatex telah berkomitmen untuk menyediakan bahan baku berkualitas tinggi yang mendukung kreatifitas para desainer dan produsen lokal. Dengan pengalaman lebih dari 18 tahun, Paramatex menawarkan beragam koleksi kain, mulai dari casual wear dan sportswear hingga kain ramah lingkungan yang inovatif.

Namun, kontribusi Paramatex tidak berhenti di situ. Mereka juga aktif menginisiasi berbagai kegiatan yang memperkuat ekosistem fashion di Bali.

Salah satunya adalah workshop dan customer gathering yang baru-baru ini diadakan pada 6 Juli 2024 di SwisBell-Rainforest Kuta. Acara ini, yang berkolaborasi dengan Lion Parcel, JobStreet, dan SWIFT Hub by SIRCLO, berhasil menarik lebih dari 100 pemilik bisnis fashion untuk berbagi ilmu dan menjalin relasi baru.

"Kami melihat potensi besar dalam industri fashion Bali, namun juga menyadari tantangan yang ada. Melalui berbagai inisiatif dan dukungan yang kami berikan, kami berharap dapat membantu para pelaku usaha lokal untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang hingga ke pasar internasional," tutur founder dan CEO Paramatex Chris Rianto, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/7/2024).

Salah satu puncak dari komitmen Paramatex dalam mendukung industri fashion lokal adalah acara tahunan Bali Fashion Network (BFN) yang akan digelar pada 2 November 2024. Event ini dirancang sebagai platform kolaboratif dimana para pelaku usaha dapat berinteraksi, berbagi ide, dan membangun kemitraan baru.

Dengan demikian, BFN tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga tempat bagi para fashionpreneur untuk mengembangkan bisnis mereka ke level yang lebih tinggi. Dalam acara tersebut, peserta dapat mengikuti berbagai sesi workshop, fashion show, dan diskusi panel yang menghadirkan para ahli dan praktisi terkemuka di industri fashion.

"Dengan BFN, kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri fashion di Bali secara holistik, dari hulu ke hilir," tambah Chris.

Dengan semakin bertumbuhnya komunitas fashion di Bali dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, masa depan industri fashion di Bali terlihat cerah.

"Kami percaya bahwa melalui kolaborasi dan inovasi, industri fashion di Bali akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal dan global," pungkasnya.