Setelah 13 tahun skandal pernyataan anti-semitnya yang kontroversial, desainer John Galliano menapak tilas peristiwa tersebut. Sempat terpuruk, ia mencoba bangkit lagi demi menyelamatkan reputasinya sebagai insan kreatif yang sempat dibanggakan.
Film dokumenter 'High & Low: John Galliano' yang mulai tayang di sejumlah streaming platform sejak 8 Maret lalu menyoroti kejatuhan pria asal Inggris kelahiran 28 November 1960 itu setelah video yang memperlihatkannya menyerang sepasang pria-wanita secara verbal dengan ucapan anti-Yahudi di sebuah bar di Paris, Prancis, viral pada 2011 silam. Ia terekam mengatakan 'I love Hitler' dalam keadaan mabuk.
"Orang-orang seperti kalian akan mati. Ibumu, ayahmu, akan mati semua karena gas beracun," ucap Galliano kala itu.
Potongan rekaman tersebut menjadi pembuka film yang digarap oleh sutradara pemenang Oscar Kevin Macdonald ('Whitney' dan 'One Day in September') ini.
"Itu kesalahan paling menjijikkan yang pernah kulakukan. Sungguh mengerikan," kenang Galliano dalam wawancara di film berdurasi 116 menit itu seperti dikutip People.
Kasus tersebut sampai dibawa ke ranah hukum. Ia lantas dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Prancis, tapi hanya dijatuhi hukuman denda sebesar 6.000 euro kala itu atau setara Rp 100 juta sekarang.
Namun, konsekuensi terbesarnya adalah kehilangan pekerjaan sebagai direktur kreatif Christian Dior. LVMH, induk perusahaan rumah mode tersebut, memecat Galliano setelah 15 tahun mengabdi.
Padahal, Galliano sedang berada di puncak kariernya. Sebelum Dior, Givenchy pernah merekrutnya sebagai kepala desainer termuda pada 1995 sembari Galliano merintis labelnya sendiri. Ia disebut-sebut sebagai desainer Inggris pertama yang mengepalai sebuah rumah mode Prancis.
Bakat Galliano mulai mendapat pengakuan berkat ulasan positif terhadap koleksi kelulusannya dari Central Saint Martins pada 1984. Kreasi bertajuk Les Incroyables itu terinspirasi dari Revolusi Prancis.
Sejak itu, peragaan busana yang dikemas dalam konsep teatrikal menjadi ciri khasnya, sesuatu yang belum lazim di industri fashion. Ia pun dianggap sebagai perancang yang membawa angin perubahan pada awal 90-an.
Dari kesuksesan tersebut, permasalahan mulai membayangi hidup Galliano. Ia sempat bergumul dengan kecanduan alkohol dan narkoba.
Alexandra Shulman, mantan pemimpin redaksi Vogue Inggris, mengingat betapa Galliano sering datang terlambat ke sebuah pertemuan yang dihadirinya.
Dalam sebuah artikel opini di Daily Mail baru-baru ini, Shulman menulis Galliano ditemani orang-orang yang terlihat tidak sehat, seperti sedang melalui masalah depresi.
Shulman juga mengaku pernah mendengar rumor soal bos LVMH Bernard Arnault mengintervensi Galliano soal masalah peralkoholannya. Galliano mengamuk sambil membantah.
"Galliano merobek bajunya dan mengekspos tubuhnya yang sangat berotot, lalu bilang 'Apa ini tubuh seorang yang kecanduan alkohol?' Tidak ada yang tahu apa yang Arnault lakukan selanjutnya," tulis Shulman.
Peristiwa pada 2011 menjadi puncaknya. "Melihat dirimu seperti itu sungguh menakutkan. Saya tidak mengenal siapa orang itu. Saya takut, malu dan dipermalukan," kata Galliano yang saat ini berkarya untuk rumah mode Maison Margiela.
'High & Low: John Galliano' turut menyertakan pernyataan dari para korban, salah satunya Philippe Virgitti. Meski Galliano menyesal, Philippe mengaku tak pernah menerima permintaan maaf langsung dari sang desainer. "Saya sangat kasihan dengannya," ujar Virgitti.
Galliano mengaku tak berharap dimaafkan, tapi ia berharap dapat mencurahkan isi hati di 'High & Low: John Galliano' tentang apa yang sebenarnya terjadi berdasarkan perspektif pribadinya.
"Aku mau mengatakan bahwa aku tidak rasis, tetapi setiap hari kamu menyadari bahwa kita semua rasis. Tapi kita hanya perlu melupakannya dan memahami imigran. Aku adalah salah satunya," kata Galliano yang lahir di Gibraltar, sebuah teritori Inggris di dekat semenanjung Spanyol.
Sejumlah figur penting di dunia hiburan dan mode seperti aktris Penelope Cruz, model Naomi Campbell, dan petinggi majalah Vogue Anna Wintour ikut memberikan testimoni tentang Galliano. Kevin mengaku cukup terkesima dengan keterlibatan nama-nama tersebut yang mungkin saja merusak citra mereka.
"Orang memang bisa mengkritik dan berkata mungkin kamu menempatkan loyalitas di atas integritas. Namun, di sini kita bisa melihat, loyalitas adalah bukti dari sebuah kualitas," kata sang sutradara.
Simak Video "Video: Jawaban Jenna Ortega saat Ditanya 'Siapa Pahlawanmu Hari Ini?'"
(dtg/dtg)