Red carpet menjadi ajang bagi para selebriti Hollywood untuk eksis dengan penampilan terbaiknya. Tak jarang, mereka menggelontorkan uang hingga ratusan juta rupiah hanya untuk tampil di satu acara.
Selebriti umumnya menyewa jasa fashion stylist untuk membantu mereka tampil maksimal di red carpet, terutama dalam ajang bergengsi seperti Academy Awards, Grammy Awards atau Golden Globes Awards. Dipercaya artis ternama untuk menampilkan imej mereka di depan publik lewat busana, bayaran fashion stylist pun cukup fantastis.
Seorang sumber yang merupakan orang dalam di industri Hollywood membeberkan bahwa di masa sekarang, seorang bintang bisa membayar US$60,000 - US$100,000 atau Rp 938 jutaan - Rp 1,5 miliar untuk membantu mereka bersiap-siap untuk ke satu acara. Harga itu belum termasuk biaya gaun atau aksesori.
Hal ini dikritisi para fashion stylist di era 90-an dan awal 2000-an. Menurut mereka penata gaya zaman sekarang lebih berorientasi ke uang ketimbang menjalani passion mereka di bidang fashion.
Wayne Scott Lukas, fashion stylist yang pernah menangani Tina Turner dan Janet Jackson mengatakan bahwa stylist Hollywood zaman dulu tidak dibayar sebanyak itu. Selain itu profesi mereka juga masih terbilang jarang.
"Stylist biasanya mendapat bayaran US$10,000 (Rp 156 jutaan) per hari dan profesi ini dulu masih sedikit peminatnya. Apa yang berubah, sekarang semua orang bisa menjadi stylist dan meremehkan orang-orang yang benar-benar mengetahui pakaian dan mode," tuturnya, seperti dilansir New York Post.
Dia mengklaim bahwa penata gaya pemula umumnya tidak banyak menjalin koneksi dengan rumah mode adibusana -seperti yang dilakukan para profesional terdahulu. Scott juga menyayangkan ada kalanya stylist menampilkan 'fashion yang buruk' di karpet merah karena 'komisi' yang mereka dapatkan dari desainer.
"Mereka mengantongi pengaruh selebriti dan membuat kesepakatan di mana-mana. Mereka dapat tas dan pakaian gratis sebagai imbalan untuk mengenakan barang-barang dari brand ke selebriti (selain sudah dapat bayaran dari pekerjaannya)," ucap Scott.
"Kalau saya menerima hadiah atau komisi seperti itu saya akan kehilangan integritas terhadap klien saya," tambahnya.
Dia pun berharap para klien bisa lebih kritis terhadap penata gaya yang disewa untuk mendandani mereka. Stylist profesional seharusnya tidak memanfaatkan kepentingan klien, hanya untuk keuntungan finansial mereka sendiri.
"Ketika kreativitas didasarkan pada transaksi... satu-satunya pemenang adalah stylist yang mendapat uang atau hadiah," pungkasnya.
Simak Video "Video: Outfit Anak Magang "Si Paling Siap Kerja" di detikcom"
(hst/hst)