Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hermes Dicemooh Netizen karena Jual Amplop Kertas Seharga Rp 1,9 Juta

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Rabu, 03 Jan 2024 19:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Amplop Hermes seharga Rp 1,9 juta.
Ilustrasi toko Hermes. Foto: iStock
Jakarta -

Hermes 'dirujak' netizen karena menjual produk dengan harga yang dianggap tidak masuk akal. Brand fashion high-end asal Prancis ini menawarkan sebuah amplop kertas yang harganya membuat publik mengernyitkan dahi.

Brand yang populer dengan tas Birkin-nya itu menawarkan koleksi peralatan tulis-menulis, salah satunya amplop kertas. Amplop dalam dua ukuran A4 dan A5 itu didominasi warna oranye dengan beberapa desain motif mulai dari geometris hingga abstrak.

Amplop dibungkus dengan sutra, dapat digunakan kembali, dan dibuat di Prancis. Untuk satu lembar amplop, Hermes menjualnya seharga U$125 atau sekitar Rp 1,9 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenang-kenangan ini bisa dikirimkan sebagai undangan khusus atau bahkan pernyataan cinta. Sebuah cara jangka panjang untuk mengubah momen Anda menjadi kenangan indah," demikian bunyi deskripsi di situs resmi Hermès UK.

Amplop Hermes seharga Rp 1,9 juta.Amplop Hermes seharga Rp 1,9 juta. Foto: Dok. Hermes

Harga untuk sebuah amplop dinilai terlalu mahal oleh netizen. Mereka sulit percaya kalau amplop berbahan kertas itu dibanderol hingga lebih dari Rp 1.000.000.

ADVERTISEMENT

"Kita ini tidak lebih dari sekadar lelucon bagi orang-orang kaya," komentar salah satu pengguna TikTok.

"Jadi kalau amplopnya bisa digunakan kembali, bisakah aku minta orang yang aku kirimkan untuk mengembalikannya?"

"Hal terburuknya adalah, aku tahu ada orang-orang yang mau membelinya."

Amplop Hermes seharga Rp 1,9 juta.Amplop Hermes seharga Rp 1,9 juta. Foto: Dok. Hermes

"Satu-satunya skenario yang terpikirkan olehku ketika aku bisa membeli amplop itu adalah menggunakannya untuk mengirimkan surat wasiat suami yang seorang jutawan di dalamnya."

Seperti dilansir BNN Breaking, kontroversi Hermes ini menyoroti persoalan yang lebih dalam mengenai harga barang-barang mewah yang kurang penting, namun seringkali dianggap sebagai simbol status di kalangan orang kaya. Meskipun barang-barang tersebut bukan sebuah kebutuhan, namun harganya seolah-olah merupakan barang langka.

Praktik ini pun menimbulkan pertanyaan mengenai konsumerisme, disparitas kekayaan, dan nilai sebenarnya dari barang-barang mewah.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads