×
Ad

Fashion Statement di Debat Capres 2024, Paslon Berstrategi dalam Gaya

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 13 Des 2023 19:42 WIB
Para calon presiden (capres) di debat pertama capres jelang pemilu 2024. (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Debat pertama calon presiden (capres) 2024 penuh dengan adu gagasan. Tak hanya berargumen dalam kata-kata, pilihan busana juga menjadi strategi politik setiap pasangan.

Paling kuat mungkin bisa terlihat dari penampilan duo Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Pasangan bernomor urut 3 ini kompak dalam padanan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam.

Lebih spesifik, Ganjar yang pernah menjabat gubernur Jawa Tengah itu memakai kemeja putih yang dihiasi tulisan 'Sat Set' dan lambang salam tiga jari. Dilansir dari berbagai sumber, 'sat set' berasal dari bahasa Jawa non-formal yang berarti bergerak cepat.


Gaya Ganjar-Mahfud di Debat Capres (Foto: Pradita Utama/detikcom)


Adapun kemeja Mahfud sedikit berbeda. Tulisan 'Tas Tes' dan lambang neraca keadilan yang muncul di pakaian Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini. Tak seperti Ganjar, ia membiarkan kemejanya di luar celana dan memakai peci hitam.

Sebagai sentuhan akhir, capres dan cawapres yang diusung koalisi partai PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura ini melengkapi kekompakan mereka dengan sneakers ramah lingkungan.

Alas kaki keluaran jenama Bandung Pijakbumi itu terbuat dari 70 persen katun bekas limbah pabrik tekstil.

Momen saling menanggapi tiga paslon capres di debat perdana (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Isu lingkungan memang tidak termasuk dalam tema debat yang berlangsung di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023). Namun, Ganjar sempat menyinggung masalah polusi udara di Jakarta saat meminta tanggapan capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Hukum dan keadilan seperti yang tersimbolkan di kemeja Mahfud menjadi 'senjata' Ganjar saat diberi kesempatan moderator untuk menanyai capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Kepada Menteri Pertahanan itu, Ganjar melontarkan pertanyaan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang berujung proses di Majelis Kehormatan MK (MKMK). Putusan yang sempat menimbulkan kontroversi itu terkait batasan usia capres-cawapres.

"Mohon maaf ini, terpaksa sekali harus bertanya apa komentar Pak Prabowo terhadap putusan Mahkamah Konstitusi yang melahirkan MKMK itu?" tanya Ganjar.

Gaya Prabowo-Gibran

Panggung debat capres ini bukan yang pertama bagi Prabowo. Nyapres ketiga kali, Ketua Umum Partai Gerindra ini tampil berbeda dari debat periode sebelumnya.

Sewaktu berpasangan dengan Sandiaga Uno pada pilpres 2019, ia lebih mengandalkan tampilan formal dalam balutan setelan berdasi ketika menghadapi presiden petahana Joko Widodo (Jokowi).

Kali ini, Prabowo yang menggandeng putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, sebagai wakilnya, berbusana lebih santai.

Pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Kemeja biru langit, warna seragam koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan nomor urut 2 ini, dipakainya dengan padanan celana panjang hitam, dan sepatu kulit berwarna senada. Kerah kemeja tersebut dibiarkan terbuka tak terkancing.

Bajunya polos tanpa embel-embel atau atribut koalisi, Prabowo kemungkinan ingin mencitrakan kesan sederhana. Bisa pula ia tak mau pakaiannya justru mengalihkan konsentrasi penonton dari gagasan. Meski pada akhirnya, joget 'gemoy' dan gestur melet Prabowo di panggung malah bikin salah fokus.

Tak diketahui pasti apakah putra Prabowo, Didit Hediprasetyo, seorang desainer adibusana yang cukup sukses membangun karier di Paris, ikut ambil andil dalam mempersiapkan pakaiannya. Sebagai perancang, pria 39 tahun itu tentu paham pentingnya peran estetika sebuah busana dalam merepresentasikan karakter si pemakai.

Penampilan Prabowo di panggung debat pertama capres. (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Terlibat atau tidak, Didit tetap mendukung sang ayah dengan menyaksikan debat tersebut secara langsung. Duduk di bangku penonton barisan terdepan, ia juga memakai seragam yang sama seperti tim sukses ayahnya.

Bros 'Amin'

Pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar melakukan pendekatan yang berbeda dengan tampilan yang lebih klasik. Pilihan mereka jatuh pada setelan berjas yang selama ini kerap dikaitkan sebagai simbol kemapanan dan keseriusan.

Namun, tetap terkesan santai berkat absennya dasi. Mereka juga tak mengancing kerahnya. Bros 'Amin' yang merupakan singkatan dari kedua nama mereka, tersemat di dada sebelah kiri jas masing-masing.

Busana tersebut tampaknya sukses membangkitkan rasa percaya diri Anies yang berlatar belakang akademisi, sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta. Meski rasa percaya dirinya itu dinilai berlebihan oleh pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengandalkan setelan yang biasa dimaknai sebagai simbol kemapaman. (Foto: Pradita Utama/detikcom)



"Capres nomor 1 Anies Baswedan overconfident sehingga jawabannya cenderung mendikte dan menggurui, bahkan terkesan meremehkan capres lain. Hal ini wajar karena Anies tidak memiliki ikatan emosional dengan kekuasaan dan tidak memiliki beban apapun," ujarnya kepada detikBali, Rabu (13/12/2023).


Fashion dan Politik

Seperti pepatah yang mengatakan 'Don't judge a book by its cover', tidak fair memang bila menilai seseorang dari penampilannya. Namun, di zaman yang mengagungkan keindahan visual ini, sulit bagi politisi untuk tak berkomunikasi lewat busana.


Pentingnya gaya busana saat muncul di hadapan publik membuat pejabat-pejabat di Washington, AS, memiliki stylist pribadi seperti Corey Roche.

"Kita hidup di tengah masyarakat yang sangat visual," ujar Corey yang kliennya datang dari kalangan Hollywood hingga politik, kepada BBC.

Foto: Pradita Utama/detikcom

Ia kemudian menambahkan, "Fashion adalah bahasa universal, dan percaya atau tidak, itu adalah salah satu kesan pertama dan abadi."

Dr. Rebecca Arnold, dosen sejarah pakaian dan tekstil di Courtauld Institute of Art, London, Inggris, sepakat bahwa minat terhadap penampilan politisi semakin meningkat di era media sosial, di mana berita sering kali merupakan media yang berorientasi pada gambar.

"Ini mencerminkan budaya kita secara keseluruhan. Ada obsesi yang lebih luas terhadap penampilan dan presentasi diri, yang dipertajam oleh media digital" katanya.

Ia menyimpulkan, kunci kesuksesan bagi politisi, terlepas dari gendernya, bertumpu pada pesan yang ingin disampaikan, bukan sesuatu yang bergantung pada tren.

"Saya pikir fashion itu sendiri dipisahkan oleh sebagian besar politisi, ini lebih tentang nilai-nilai yang ingin mereka proyeksikan," ungkapnya.

Masih ada empat debat lagi jelang pemilu 2024. Menarik untuk melihat lagi strategi para paslon dalam menyampaikan aspirasinya lewat mode.



Simak Video "Video: Selamat! Anies Baswedan Sambut Kelahiran Cucu Pertamanya"

(dtg/dtg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork