Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Debat Capres, Hillary Clinton Paling Dicari di Google karena Celana Panjang

Eny Kartikawati - wolipop
Selasa, 27 Sep 2016 10:37 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Getty Images
Jakarta - Dua calon Presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Donald Trump menjalani debat pertama mereka, Senin (26/9/2016) malam. Pada acara debat yang disiarkan langsung di televisi itu, celana yang dipakai Hillary jadi salah satu topik yang paling banyak dicari di Google.

Saat tampil dalam debat kandidat presiden yang dipandu oleh pembawa acara NBC Lester Holt itu, Hillary mengenakan setelan serba merah. Dia lebih memilih memakai celana panjang, bukan rok yang membuat tampilan lebih feminin.

Busana yang dikenakan calon presiden dari partai Demokrat ini pun membuat orang penasaran. Mereka pun mengajukan pertanyaan di Google: kenapa Hillary Clinton memakai celana. Pertanyaan tersebut menjadi satu dari lima topik yang paling banyak dicari di Google sepanjang acara debat presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sepanjang kampanyenya selama mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat, Hillary memang hampir tidak pernah terlihat mengenakan rok. Dia selalu memakai celana panjang, dengan aneka warna, mulai dari yang gelap seperti hitam hingga terang seperti kuning.

Menurut pakar komunikasi Richard Levick, seperti dikutip Us Magazine, pemakaian celana itu memang bagian dari kampanye Hillary itu sendiri. "Hillary selalu memakai celana karena dia orang-orang fokus pada keseriusannya, bahwa dia serius menjalani pekerjaan sebagai calon presiden," kata CEO LEVICK Strategic Communications itu.



Levick menambahkan dalam kampanyenya, Hillary berusaha agar orang tidak fokus pada busananya. Dia ingin orang lebih memerhatikan substansi dari apa saja yang disampaikannya. Oleh karena itulah dia selalu memakai celana, termasuk ketika melakukan debat calon presiden dengan Donald Trump.



Dalam pandangan Levick, Hillary memilih gaya yang terkesan lebih sporty agar tampak lebih maskulin. Istri Bill Clinton tersebut melakukan hal itu karena ingin orang melihat bahwa dirinya, sebagai wanita, mampu berada di kantor yang selama ini didominasi oleh para pria.

"Gagasan adanya presiden wanita di negara ini selama ini dianggap sebagai hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi sekarang Amerika sepertinya sudah bergabung dengan sebagian negara berkembang yang memperlihatkan bahwa wanita memang mampu mengelola sebuah negara," jelas Levick lagi. (eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads