Eksistensi perajin tenun Indonesia mulai diapresiasi di negeri sendiri. Tak hanya pembatik, penenun kini bisa memeroleh sertifikat profesi yang diakui secara nasional.
Perjuangan Cita Tenun Indonesia (CTI) untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenun Indonesia akhirnya terbayarkan.
Pada Maret 2023, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) merestui kehadiran LSP Tenun Indonesia untuk melakukan program pelatihan bagi pelaku industri tenun yang ingini mendapat sertifikat. Pencapaian tersebut sekaligus menandai 15 tahun CTI didirikan oleh Okke Hatta Rajasa.
"Selama 15 tahun kami memperjuangkan harkat martabat para penenun. Setelah perjalanan yang penuh derai air mata, kami akhirnya berhasil disertifikasi BNSP," ujar Sekretaris Jenderal CTI Intan Fauzi saat jumpa pers 'Langgam 15 - Puncak Perayaan Ulang Tahun Kristal CTI' di Dharmawangsa Hotel pada Selasa (7/11/2023).
LSP Tenun Indonesia menjadi satu-satunya yang memberikan sertifikasi bagi penenun di Indonesia. Ada empat bidang yang menjadi fokus yakni penenunan, pewarnaan alam, pemotifan, pengelolaan industri tenun tangan.
Perajin tenun di Sambas, Kalimantan Barat, menjadi yang pertama untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Setidaknya 20 perajin ikut dalam program tersebut.
Pengurus Bidang Penelitian dan Pengembangan CTI Cut Kamaril Wardani mengatakan, selama ini sertifikasi untuk profesi di bidang perajin wastra baru hanya untuk pembatik.
"Setelah penenun dapat sertifikat, mereka artinya sudah diakui secara nasional. Dengan begitu, mereka sudah termasuk perajin yang kompeten dan harga hasil karya mereka akan naik," ujar perempuan yang akrab disapa Kamaril itu.
Sejak 2008, CTI yang diawali sebagai perkumpulan pencinta tenun dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga praktisi, berkomitmen untuk mengembangkan potensi kreasi tenun di berbagai daerah dengan aktif melakukan pelatihan. Setidaknya sudah ribuan perajin di 28 kota kabupaten di 13 provinsi yang mereka jangkau.
Keterlibatan desainer mode tak lepas dari perjalanan tersebut. Untuk merayakan hari jadi CTI, sebanyak 15 desainer menampilkan kreasi mereka yang terbuat dari tenun dari seluruh Indonesia. Didi Budiardjo, Sebastian Gunawan, Danjyo Hiyoji, Era Soekamto, Wilsen Willim adalah beberapa di antaranya.
Desainer dari beda generasi tersebut membuktikan keluwesan tenun yang dapat mengikuti perkembangan zaman. "Tenun tradisional memang perlu dilestarikan, tapi kalau hanya yang turun-temurun, tentu sangat jauh dari anak muda dan akan ditinggalkan. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkannya," kata Intan.
Simak Video "Tips Merawat Kain Tenun Berbahan Pewarna Alam Agar Awet"
(dtg/dtg)