Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Setelah Batik Star Wars, Proyek Baru Apa Lagi dari Disney & Populo?

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 16 Nov 2016 17:34 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Daniel Ngantung/Wolipop
Jakarta - Tahun lalu, Disney Indonesia bekerja sama dengan Populo Batik merilis koleksi batik bertema 'Star Wars'. Menyusul kesuksesan koleksi tersebut, kolaborasi keduanya akan berlanjut. Lantas, apa proyek terbaru mereka?

Ditemui di Disney Expo yang berlangsung di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016) siang, Bai Soemarlono dan Joseph Lim, direktur kreatif Populo Batik, mengungkapkan, akan ada koleksi baru buah kolaborasi Disney dan Populo.

"Tapi kami belum bisa memberitahukan seperti apa koleksinya sekarang. Ditunggu saja kejutannya tahun depan," ucap Bai sambil tersenyum. Yang pasti, tambah Joseph, inspirasinya bersumber satu dari ribuan karakter Disney.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joseph menjelaskan, kolaborasi pertama mereka merupakan bagian dari Fashion Initiative, salah satu program Disney untuk mendukung desainer lokal. Meski program tersebut hanya berlangsung setahun, kerja sama Disney Indonesia dan Populo akan tetap berlanjut.

Dari program itu, lahirlah koleksi bertema 'Star Wars' yang hadir berbarengan dengan perilisan sekuel terbaru dari film legendaris tersebut, yakni 'Star Wars: Episode VII - The Force Awakens'.

"Kami sangat senang saat Disney mengajak kerja sama. Selain karena kami penggemar berat Star Wars, perpaduan sesuatu yang tradisional dan futuristik ini menciptakan sesuatu yang sangat baru dan unik," ujar Bai.

Untuk koleksi tersebut, brand yang dikenal dengan koleksinya yang bergaya urban itu mengawinkan motif bertema Star Wars dengan motif batik tradisional seperti gringsing dan kecer beras. "Semuanya diaplikasikan dengan teknik batik tulis dan cap," kata Bai menambahkan.

Sementara itu, hitam dan putih menjadi palet utama sebagai simbol dari karakter Jedi Knight dan Darth Vader yang mewakili kebaikan dan kegelapan. Adapun koleksi ini eksklusif, tidak diproduksi secara massal, melainkan dibuat berdasarkan pesanan. Untuk busana yang menggunakan material batik tulis, konsumen harus menunggu sekitar dua bulan. Semuanya dikerjakan secara hand-made oleh perajin di Yogyakarta.

Dari segi bisnis, kolaborasi tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup signifikan bagi Populo. Nama Populo pun semakin dikenal. "Bahkan sampai keluar negeri karena banyak orang dari luar Indonesia yang juga memesan koleksi tersebut," tambah Bai.

Populo didirikan pada 1994 oleh Bai dan Joseph. Namun baru pada 2012, Populo fokus menggarap koleksi bermotif batik yang dimodifikasi.

(dtg/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads