Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hari Batik Nasional

Seporsi Mie Ayam Jadi Inspirasi Chitra Subyakto Ciptakan Motif Batik Modern

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 02 Okt 2015 09:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Instagram
Jakarta -

Industri mode Indonesia diramaikan oleh para desainer yang ingin melestarikan wastra nusantara, salah satunya adalah kain batik. Sebut saja Irwan Tirta, Edward Hutabarat dan Era Soekamto yang berkreasi lewat kain-kain batik yang diolah menjadi suatu maha karya tanpa mengurangi nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalam motif batiknya.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, motif batik tersebut semakin menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Terlebih lagi hal itu didukung oleh para desainer yang turut memodifikasi batik klasik agar terkesan lebih modern dan dinamis sehingga cocok digunakan oleh semua kalangan.

Motif yang dimodifikasi oleh para desainer itu pun terinspirasi dari hal-hal unik yang ada di sekitarnya. Chitra Subyakto misalnya selaku pemilik label Sejauh Mata Memandang. Inspirasi yang didapatnya dalam membuat batik berasal dari pengalaman dan perjalanan dari kehidupannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, batik bermotif ayam jago. Inspirasinya dalam menciptakan motif tersebut datang saat dirinya tengah memakan seporsi mie ayam. "Kalau di mangkuk mie kan ada gambar ayam jagonya. Aku lihat itu jadi tertarik bikin motif baru. Di tahun ini inspirasi batik aku dari algae atau rumput laut. Karena aku suka jalan-jalan di pantai dan lihat perkebunan rumput laut. Itu yang jadi inspirasiku," ujar Chitra saat berbincang dengan Wolipop melalui telepon, Selasa, (29/9/2015).

Inspirasi dalam mendesain motif batik juga datang dari lingkungan dan orang-orang disekitar Chitra. Adik dari sutradara Jay Subyakto itu menghadirkan motif batik modern yang diberi nama dija. Inspirasinya didapat dari warga Bali saat sedang melaksanakan ibadah.

"Kalau orang Bali saat sedang ibadah kan tiga butir beras yang ditaruh di dahinya. Saya ingin buat batik dengan motif seperti itu, jadi ada tiga titik," katanya.

Baca Juga : 50 Inspirasi Batik Modern

Bai Soemarlono mengungkapkan hal serupa dengan Chitra, soal inspirasi dalam menciptakan motif batik. Pemilik label Populo Batik itu sempat mengeluarkan koleksi dengan gambar payung, pipa, pisau, dan botol yang diaplikasikan sebagai motif latar busana di atas batik Jawa Alas-alasan, sebuah motif batik Jogjakarta yang mengandung arti 'hutan.

Dalam mendesain batik, Bai menuturkan ada beberapa hal ingin ditampilkannya dalam koleksi Populo Batik bersama rekannya, Joseph Lim. Pertama adalah, siluet yang dirancangnya harus bergaya modern, sederhana, dan sesuai dengan tren di dunia fashion.

Yang kedua adalah dari segi motif. Ia juga turut memikirkan motif batik seperti apa yang cocok dengan koleksinya. Maka dari itu, Bai membuat beberapa kategori, yakni motif batik klasik yang dimodifikasi, motif geometrik, dan motif kontemporer yang semuanya diciptakan sendiri.

"Nah, kalau inspirasi yang berbau klasik ya pasti dari batik klasik Indonesia. Di sini bisa motif keratonan, pesisiran, atau kalau motif geometrik bisa juga dilihat dari motif klasik yang geometrik dan kita modifikasi," kata Bai saat diwawancara Wolipop via e-mail, Selasa, (29/9/2015).

Motif-motif yang dimodifikasinya bisa berupa motif keratonan, pesisiran, dan lain sebagainya. Sedangkan motif geometris bisa juga dilihat dari motif klasik yang dimodifikasi. Contohnya, motif Slobok, Swastika, atau Kaung.

"Kalau batik kontemporer kita menerjemahkan suatu motif dengan desain kita sendiri. Inspirasinya bisa motif keramik dari mediteranian, atau hal-hal yang kita tangkap dengan mata saat travelling," ujar desainer yang tengah berada di Jerman itu.

(itn/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads