Pengakuan Mengejutkan Wanita Jadi Ketua Sekte Penyihir, Ungkap Ritual Gelap
Seorang wanita asal Birmingham, Inggris, mengungkap kehidupan nyata para penyihir yang selama ini dianggap penuh misteri. Ia menegaskan bahwa mereka bukan sosok aneh atau menakutkan, melainkan orang biasa yang memilih jalan spiritual berbeda.
Alexia Costadina, seorang pemimpin kultus yang telah lebih dari 20 tahun menjalani ritual paganisme, kini memimpin sebuah sekte penyihir beranggotakan 13 perempuan dengan rentang usia 27 hingga 60 tahun. Dalam aktivitasnya, mereka kerap mengadakan ritual 'gelap' seperti upacara dengan api, kristal, jubah bertudung, serta merapal mantra untuk perlindungan, keadilan, dan cinta.
"Kami adalah pagan dan penyihir, tapi juga manusia yang hidup di tengah masyarakat. Kami tidak berbeda jauh, hanya saja kami mengenakan pentagram, membawa alat-alat ritual, serta memiliki altar di rumah, sama seperti orang lain yang mungkin memasang gambar Perjamuan Terakhir di dinding mereka," ujar Alexia, seperti dikutip dari Daily Star.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual sekte yang dipimpin oleh Alexia Costadina Foto: dok. Instagram @tidmonacoven |
"Kami hanyalah orang normal yang menjalani kehidupan magis," tegas wanita 38 tahun itu yang tidak ingin dianggap aneh atau dicap negatif dari masyarakat.
Sejak kecil Alexia sudah terpesona dengan dunia sihir. Ia bahkan mengaku akan mengamuk bila tak bisa menonton film bertema penyihir. Salah satunya adalah Practical Magic (1998), yang menurutnya menggambarkan dunia sihir dengan indah.
Meski lahir dalam keluarga Kristen Ortodoks Yunani, ia mulai menjauh dari gereja pada usia remaja akhir dan mendalami paganisme. Keyakinan ini berfokus pada siklus alam, fase bulan, serta penghormatan kepada dewa-dewi, termasuk Zeus dan sosok 'Ancient Horned One.'
Alexia Costadina dan kelompok penyihir Foto: dok. Instagram @tidmonacoven |
"Dua dekade lalu paganisme masih dianggap tabu, bahkan harus dicari di toko buku kecil atau toko okultisme. Sekarang saya bersyukur bisa melihat adanya perubahan sikap masyarakat," jelas Alexia.
Alexia melihat bahwa kelompok penyihir sudah semakin diterima di masyarakat dari acara yang dibuatnya Mei lalu. Acara bertajuk Festival for Pagans and Witches tersebut menarik 3 ribu pengunjung di Coventry, Inggris. Alexia sekaligus ingin melawan stigma bahwa penyihir identik dengan topi runcing dan Halloween.
"Kami merayakan pergantian musim, memuja dewa-dewi yang kami yakini, menghormati leluhur, serta roh tanah tempat kami berpijak," jelasnya.
(kik/kik)
Health & Beauty
Pilih Toner Sesuai Kondisi Kulit! Anua Punya Beberapa Opsi untuk Berbagai Kebutuhan Kulitmu
Home & Living
Bikin Momen Natalmu Lebih Hangat dengan Hampers Mug yang Bikin Senyum!
Home & Living
Ide Kado Natal Elegan & Fungsional: Aveline Sendok Garpu Natal Set Gift vs Domov Krisa Christmas Stainless Steel Hampers!
Health & Beauty
Gigi Menguning Karena Kopi? KLAR Teeth Whitening Mask Jadi Solusi Praktis Anti Ngilu
Nyamar Jadi Cowok, Seol In Ah Incar Im Siwan di Drakor My Guilty Human
Busana Kantor Ahn Eun Jin di 'Dynamite Kiss' Picu Kritik, Dinilai Tak Sopan
Cristiano Ronaldo Flexing Tubuh Kekar, Tak Pakai Baju Usai Sauna
Seram! Kylie Jenner Ungkap Rumah Mewahnya Berhantu, Sering Diganggu 'Makhluk'
Nayeon TWICE Kena Angin Jakarta, Cantik Pakai Gaun Mini dan Makeup Natural
Sudah Beruban? Ini Cara Merawat Rambut agar Tetap Sehat dan Berkilau
Ramalan Zodiak Cinta 21 Desember: Capricorn dan Gemini Waspada Pihak Ketiga
Potret Istri Keempat Raja Thailand Cetak Sejarah di SEA Games, Raih Emas
Ramalan Zodiak 21 Desember: Capricorn Banyak Tantangan, Aquarius Jangan Diam














































