Keputusan Sophie Rhys-Jones untuk tidak menghadiri pemakaman Putri Diana pada 1997 sempat menimbulkan tanda tanya. Kini, hampir tiga dekade kemudian, alasan di balik absennya istri Pangeran Edward itu akhirnya terungkap.
Dalam biografi terbaru berjudul Sophie, penulis Sean Smith mengungkap bahwa Sophie yang waktu itu masih berstatus pacar Pangeran Edward, adik ipar Putri Diana, memilih untuk tidak datang ke pemakaman karena pertimbangan empatik terhadap publik.
Saat itu, ia menyadari bahwa penampilannya yang sangat mirip dengan mendiang Putri Diana bisa memicu reaksi emosional berlebihan di tengah masyarakat yang tengah berduka.
"Dia tahu bahwa dari kejauhan, penampilannya bisa disangka Diana. Keputusannya diambil dengan penuh kepedulian dan pemikiran matang," ungkap seorang sumber dari dalam Istana, seperti dikutip dalam buku tersebut. "Keluarga Kerajaan sepenuhnya mendukung keputusan itu," katanya lagi.
Sophie dan Pangeran Edward sudah menjalin hubungan sejak 1993. Namun, keputusannya untuk tidak hadir dalam prosesi pemakaman yang disaksikan miliaran orang di seluruh dunia menjadi sorotan. Saat itu, pemakaman Putri Diana yang meninggal secara tragis dalam kecelakaan mobil di Paris menjadi momen duka mendalam bagi bangsa Inggris dan dunia.
Pada akhir 1990-an, publik kerap membandingkan Sophie dengan Putri Diana. Keduanya sama-sama berambut pirang dan memiliki gaya rambut bob pendek yang populer saat itu. Bahkan beberapa komentator kerajaan menilai Sophie terlalu mirip dan meniru gaya busana Diana, termasuk mengenakan gaun merah yang serupa.
"Diana sempat merasa terganggu dengan kemiripan itu," ujar komentator kerajaan Judy Wade. "Ia pernah mengatakan, 'Oh lihat, kembaranku datang,' atau menyebut Sophie sebagai 'Miss Goody Two Shoes'."
Meskipun terlihat serupa secara fisik, hubungan pribadi antara keduanya dikabarkan tidak akur. "Tak ada kasih sayang di antara mereka," kata Smith. Menurutnya, Diana merasa cemburu karena Sophie yang berasal dari kelas menengah dianggap lebih mampu menyesuaikan diri di lingkungan kerajaan ketimbang dirinya, seorang bangsawan sejati.
Ketegangan antara keduanya sempat memuncak dalam sebuah acara minum teh bersama Ratu Elizabeth II di Windsor. Dalam kisah yang dibeberkan Smith, setiap kali Sophie hendak berbicara, Diana justru memotong pembicaraan, sebuah kebiasaan dalam protokol kerajaan di mana bangsawan yang lebih senior memiliki hak bicara utama. "Sophie akhirnya tak tahan, meminta izin kepada Ratu untuk pergi, dan meninggalkan ruangan dalam kondisi marah," tulis Smith.
Meski sempat dibayangi sosok Putri Diana, Sophie yang kini bergelar Duchess of Edinburgh perlahan membangun peran penting dalam keluarga Kerajaan Inggris. Ia dikenal sebagai menantu perempuan favorit Ratu Elizabeth II dan menjadi penopang utama sang Ratu setelah kepergian Pangeran Philip pada 2021.
Setelah wafatnya sang Ratu, Sophie dan Pangeran Edward menggambarkan kehilangan itu sebagai "kekosongan yang tak terbayangkan dalam hidup kami." Kini, Sophie aktif terlibat dalam lebih dari 70 organisasi amal, terutama yang berkaitan dengan isu kekerasan seksual di wilayah konflik dan kesadaran terhadap gangguan penglihatan.
Perjuangannya dalam kampanye kesehatan mata bermula dari pengalaman pribadi. Putrinya, Lady Louise Windsor, lahir prematur dan mengalami esotropia, sebuah kondisi yang menyebabkan salah satu atau kedua mata berbelok ke dalam.
Simak Video "Koleksi 'Garuda' Menandai Perjalanan Diana M Putri di Kancah Internasional"
(dtg/dtg)