Jessica Sutta, mantan anggota grup vokal Pussycat Dolls, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan serius setelah menerima vaksin COVID-19. Penyanyi 42 tahun itu menyatakan bahwa gejala yang dialaminya sangat menyiksa, hingga membuatnya terbaring di tempat tidur dan hampir kehilangan harapan untuk sembuh.
Pada 2021, Sutta menerima dosis kedua vaksin Moderna. Beberapa hari setelah vaksinasi, ia mulai mengalami kejang otot yang parah di tulang rusuk kanannya.
"Aku terbangun dengan kejang otot di tulang rusuk kanan yang tidak kunjung hilang. Rasanya seperti ada pisau yang terbakar di dalam tubuhku. Rasa sakit itu menjalar ke tulang rusuk, naik turun tulang belakang, dan aku merasa seperti di ambang kematian," ujarnya dalam wawancara dengan Daily Mail.
Sutta juga mengalami kejang dan tremor pada kakinya. Ia merasa tubuhnya telah sepenuhnya dibajak oleh penyakit yang tak diketahui. Akibatnya, ia kesulitan bergerak dan bahkan tak bisa menari lebih dari beberapa menit.
"Setiap kali aku melakukan aktivitas fisik, tubuhku langsung bereaksi keesokan harinya dengan nyeri yang luar biasa. Ini sangat menyedihkan karena menari adalah bagian dari jiwaku," ungkapnya.
Kondisi kesehatan yang memburuk membuat Sutta mengalami kelelahan kronis, nyeri otot, dan penurunan berat badan drastis hingga sekitar 22 kg. Selain itu, Sutta juga merasa bahwa penyakitnya sangat memengaruhi perannya sebagai seorang ibu.
"Ada saat-saat di mana aku tidak bisa menggendongnya atau memasukkannya ke dalam mobil. Aku butuh bantuan orang lain untuk melakukan hal-hal yang seharusnya bisa aku lakukan sendiri. Ada hari-hari di mana aku tidak bisa bangun dari tempat tidur, hanya bisa terbaring di atas bantal pemanas. Dan itu menimbulkan rasa bersalah sebagai seorang ibu," ungkapnya.
Dalam usahanya untuk mencari penyebab penyakitnya, Sutta menghadiri diskusi dengan orang-orang yang mengalami gejala serupa setelah vaksinasi. Ia juga berbagi kisahnya secara terbuka di berbagai platform agar kasusnya tersebut tidak terjadi pada orang lain.
Pada awalnya, dokter menduga bahwa Sutta mengidap multiple sclerosis dan menolak mengaitkan kondisinya dengan vaksin. Namun, setelah berbagai pemeriksaan selama berbulan-bulan, akhirnya ia didiagnosis menderita lupus akibat vaksin.
Lupus yang diinduksi vaksin merupakan kondisi autoimun di mana tubuh menghasilkan sel-sel yang menyerang jaringan sehat sendiri, menyebabkan peradangan kronis. Hal ini menjelaskan berbagai gejala yang dialami Sutta, termasuk ruam kulit, nyeri sendi, kejang otot, dan kelelahan.
Dengan diagnosis tersebut, dokter akhirnya bisa memberikan pengobatan yang lebih efektif. Saat ini, Sutta mengonsumsi obat lupus seperti hidroksiklorokuin serta menggunakan steroid untuk mengendalikan peradangan. Ia juga menjaga pola makan dengan menghindari gluten dan gula.
Meskipun sempat merasa akan meninggal dalam enam bulan pertama sejak penyakitnya muncul, kini Sutta yakin bahwa ia bisa mengatasi cobaan ini.
"Aku akan menaklukkan ini. Dan itu juga pesan untuk semua orang yang mengalami cedera akibat vaksin: jangan menyerah," seru Sutta.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(kik/kik)