Satu lagi karya anak bangsa yang bisa dinikmati secara global di Netflix. Sutradara kenamaan Indonesia, Joko Anwar bekerjasama dengan Netflix menggarap serial Nightmares and Daydreams yang akan hadir hari ini, Jumat (14/6/2024).
Seperti diketahui, Joko Anwar berada di balik kesuksesan film Pintu Terlarang, Pengabdi Setan, Gundala, Perempuan Tanah Jahanam, dan terbaru Siksa Kubur. Serial Nightmares and Daydreams merupakan bentuk kolaborasi pertamanya dengan Netflix, dengan dukungan lebih dari 65 talenta dari perfilman Indonesia.
Nightmares and Daydreams akan ditayangkan secara serentak di 190 negara. Serial ini berbeda dengan serial Indonesia pada umumnya karena bergenre sci-fi supernatural. Adapun isu yang diangkat seperti masalah sosial, hubungan anak dengan orang tua, pernikahan, sampai kisah kepahlawanan manusia sehari-hari.
Berikut 5 fakta Nightmares and Daydreams, serial kolaborasi Netflix dan Joko Anwar:
1. Dibintangi Artis Kenamaan Indonesia
Sejumlah nama besar terlibat dalam pembuatan serial Netflix Joko Anwar antara lain Ario Bayu, Lukman Sardi, Nirina Zubir, Marissa Anita, Fachri Albar, Asmara Abigail, Sha Ine Febriyanti, Sal Priadi, Poppy Sofia, Kevin Ardilova, hingga Restu Sinaga.
Saat menghadiri konferensi pers Nightmares and Daydreams, Kamis (13/6/2024) di Fairmont Jakarta, Joko Anwar mengungkap bahwa setiap pemain dengan karakter yang berbeda disatukan dalam misi menyelamatkan dunia.
"Serial Nightmares dan Daydreams ini adalah sebuah serial yang menceritakan tentang kita, orang-orang yang ada di lingkungan kita, atau bahkan kita sendiri. Orang-orang biasa yang mengalami kejadian yang misterius. Biasanya kalau saya dulu sering bikin film horror, penjelasan tentang kejadian misteriusnya adalah superstition (takhayul). Tapi sekarang penjelasannya adalah sesuatu yang lebih scientific."
"Dan mereka-mereka yang muncul dalam Nightmares dan Daydreams ternyata disatukan untuk sebuah kepentingan besar. Untuk menyelamatkan dunia," jelas Joko Anwar.
2. Tujuh Episode Penuh Misteri
Ketujuh episode Nightmares and Daydreams mengangkat misteri setiap karakternya. Seperti karakter Fachri Albar sebagai Ali, seorang penyandang disabilitas yang sering mendapat penolakan pekerjaan namun memiliki keluarga yang harus dinafkahi. Dia akan muncul dalam episode keenam Nightmares and Daydreams.
Asmara Abigail berperan sebagai Claudia, ahli berlian yang menaksir harga berlian di bandara akan tampil dalam episode terakhir serial Netflix, Nightmares and Daydreams.
Dan Sal Priadi berperan sebagai Bambang, muncul dalam episode pertama, sebagai pekerja bengkel yang sangat mencintai ibunya namun memiliki kegelisahan harus menempatkan sang ibu di panti jompo.
3. Potensi Genre yang Menjanjikan
Joko Anwar percaya bahwa genre sci-fi supernatural memiliki potensi yang besar untuk berkembang di Indonesia. Nightmares and Daydreams menyuguhkan varian baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
"Potensinya besar sekali, asal ceritanya dekat dengan kita," ujar Joko Anwar.
"Kami percaya untuk bisa menciptakan sebuah industri film dan series yang sustainable perlu adanya pembaruan. Karena kalau penonton diberikan hal yang itu-itu saja, manusiawi ya, bosan. Kami sebagai creator punya tanggung jawab untuk menciptakan sebuah suguhan yang lebih bervariasi."
4. Kolaborasi Berkelanjutan Pemainnya
Serial Nightmares and Daydreams menampilkan wajah-wajah para pemain yang sering tampil dalam karya Joko Anwar.
Sebut saja Fachri Albar yang bekerjasama dengan Joko Anwar lewat film Kala, Pintu Terlarang, Pengabdi Setan, dan Nightmares and Daydreams. Begitu pula Ario Bayu dalam film Kala, Pintu Terlarang, Gundala, Perempuan Tanah Jahanam, dan Ratu Ilmu Hitam yang naskahnya ditulis Joko Anwar.
Sedangkan film Perempuan Tanah Jahanam dibintangi Marissa Anita, Asmara Abigail, Ario Bayu, Kiki Narendra, dan Faradina Mufti yang kembali dipertemukan dalam serial kolaborasi Joko Anwar dan Netflix ini.
"Saya merasa selalu nyambung dari aspek-aspek kesenian beliau. Saya merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan keluarga ini dan tentunya mas Joko," ungkap Ario Bayu, saat ditanya perasaannya berkolaborasi secara berkelanjutan dengan sang sutradara.
5. Misi Membuat Penonton Bertanya-tanya
Di akhir konferensi pers Nightmares and Daydreams, Joko Anwar menyinggung karya-karyanya yang selalu menimbulkan pertanyaan di tengah penonton. Serial ini pun dikatakannya akan menstimulasi penonton dan memikirkan kembali kejadian-kejadian misterius yang terjadi dalam hidup.
"Kita mencoba membuat perspektif baru dari fenomena-fenomena misterius yang kita alami. Tapi yang kita lakukan di sini tidak untuk mematahkan kepercayaan yang selama ini dipercaya orang-orang."
"Kalau membuat film, kita itu tidak membuat pernyataan, kita tidak mencoba memberikan jawaban, tapi kita memberikan pertanyaan atau memberikan stimulasi untuk para penonton agar lebih banyak bertanya. Karena bertanya itu adalah pintu dari better understanding about our life. It's very important," pungkas Joko Anwar.
Ada tiga sutradara muda yang ikut menggarap serial Nightmares and Daydreams bersama Joko Anwar yakni Ray Pakpahan, Randolph Zaini, dan Tommy Dewo juga Tia Hasibuan sebagai produser.
Simak Video "Video: Sosok Ayah di Mata Joko Anwar dan Rio Dewanto"
(rcp/rcp)