Gwyneth Paltrow sempat membuat heboh saat dia meluncurkan lilin wangi beraroma 'vagina' pada Januari 2020. Tiga tahun berlalu, kini pemilik brand gaya hidup Goop itu menghentikan produksi lilin viral tersebut.
Alasannya bukan karena tidak laku, tapi tanggapan publik yang keliru tentang produknya. Aktris 50 tahun ini menjelaskan bahwa awalnya lilin wangi tersebut diciptakan sebagai 'pernyataan femininisme'.
Namun yang terjadi lilin beraroma 'vagina' itu justru dianggap sebagai gimmick. Dia pun menyalahkan pemberitaan di media yang membuat interpretasi orang-orang terhadap produknya keliru.
"Proses pemikiran di balik lilin terkenal itu, pada dasarnya, adalah bahwa itu adalah pernyataan feminis yang sangat kuat. Begitu banyak wanita yang dibesarkan, setidaknya di generasi saya, dengan berpikir ada sesuatu yang salah dengan diri mereka, atau bahwa vagina itu aneh atau kotor, atau sesuatu yang memalukan," terang Gwyneth seperti dikutip dari Female First.
Bintang film 'Iron Man' ini menjelaskan bahwa lilin wangi 'vagina' itu tidak benar-benar beraroma seperti vagina secara harfiah. Melainkan aroma yang sulit dideskripsikan dengan mawar sebagai wewangian dominan. Sebab aroma vagina pada wanita sangatlah unik dan berbeda-beda.
"Namun sayangnya, media yang ada saat ini dan banyak hal yang bersifat clickbait - orang-orang mencoba untuk membuat berita tentang hal lain, dan hal ini sangat disayangkan karena lilin tersebut sebenarnya dimaksudkan sebagai pernyataan feminis yang kuat," tuturnya.
"Tapi kami tidak lagi membuat lilin itu," tukasnya.
Saat diluncurkan pertama kali, lilin wangi 'vagina' itu dijual dengan harga USD75 atau sekitar Rp 1,1 juta. Aroma Lilin tersebut dideskripsikan sebagai 'aroma lucu, seksi, dan indah tak terduga' yang merupakan kombinasi dari geranium, citrusy bergamot, dan cedar absolute yang disandingkan dengan mawar Damask dan biji ambrette.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(hst/hst)