Drama Korea The Glory yang mengisahkan aksi balas dendam korban bullying sempat menghebohkan pecinta KDrama. Serial Netflix tersebut dikatakan terinspirasi kisah nyata. Seorang wanita bernama Pyo Ye Rim disebut sebagai korban aslinya. Dilaporkan ia menjadi korban penindasan keempat teman SMA selama 12 tahun.
Meski The Glory sudah cukup lama berakhir, kasus bullying di sekolah kembali jadi perbincangan setelah kisah Pyo Ye Rim viral di media sosial. Wanita yang mengalami trauma karena perbuatan teman-temannya menceritakan bagaimana ia diperlakukan dengan kejam sejak SD sampai SMA. Dalam pengakuannya, Ye Rim mengatakan jika para pelaku sampai sekarang tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun.
Dilansir Korea Times, Pyo Ye Rim menjadi target karena kepribadiannya yang diam dan sering sendirian. Ia mengaku pernah diseret ke kamar mandi dan kepalanya dimasukkan ke toilet. Para pelaku juga suka memukuli dan menyiksanya secara verbal.
Pengakuan Pyo Ye Rim pun didukung oleh pernyataan seorang temannya yang mengatakan korban pernah dipukuli bahkan dalam kelas. Kejadian itu diketahui oleh seorang guru tapi tidak direspon dengan baik. "Aku bicara pada seorang guru bahwa aku di-bully. Aku memberanikan diri untuk membuka. Tapi yang aku dapatkan adalah pertanyaan yang membuatku merasa itu salahku," ujar Pyo.
Setelah kisahnya tayang di program televisi MBC dan YouTube Detektif Caracula, Pyo Ye Rim yang berusaha mendapatkan keadilan selama delapan tahun belakangan itu mendapat respon dari para pelaku. Tapi bukannya menyesal, mereka malah menyebutnya pembohong dan gila dan mengancam akan melayangkan tuntutan. Dalam video, nama dan wajah bahkan pekerjaan terbaru para pembully memang diungkap. Mereka pun meminta postingan itu diturunkan setelah salah satu orang dipecat dari pekerjaannya.
Pyo Ye Rim tampaknya tertekan dengan serangan dari para pembully. Dilansir akun Caracula, wanita 29 tahun itu kemudian membuat keputusan ekstrem sebelum dibawa ke rumah sakit. Pyo Ye Rim diduga melakukan upaya bunuh diri. Untungnya, ia sudah dirawat dan keadaannya kini tidak lagi mengkhawatirkan. Meski begitu, dokter mengatakan jika telat ditangani, kondisinya bisa jadi lebih parah.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(ami/ami)