Pangeran Harry Dikritik, Klaim Corona di Inggris Tak Separah Diberitakan
Senin, 20 Apr 2020 10:16 WIB
Pangeran Harry kembali menuai kritikan. Ia menjadi sorotan setelah mengeluarkan pernyataan bahwa krisis virus Corona di Inggris tidak separah seperti yang diberitakan media.
Pangeran Harry yang saat ini tinggal di Los Angeles, AS, bersama Meghan Markle dan anak mereka, menyampaikan hal tersebut di sebuah podcast berjudul 'Declassified' baru-baru ini.
Awalnya, Pangeran Harry mengapresiasi sumbangsih veteran perang dunia Tom Moore yang mendonasikan 14 juta pound sterling atau senilai Rp 272 miliar untuk penanganan krisis COVID-19.
![]() |
"Saya sangat bangga dengan kontribusi orang-orang di seluruh dunia di tengah situasi yang tak menentu ini," kata adik Pangeran William itu seperti dikutip The Sun, Minggu (19/4/2020).
Menurut Harry, itu juga menjadi bukti bahwa krisis COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona tak separah yang ada di pemberitaan media.
"Ini juga membuktikan, keadaan jauh lebih baik daripada apa yang digiring media agar kita percaya pada situasi tertentu," kata Harry yang sempat membuat heboh karena memutuskan keluar sebagai anggota senior keluarga Kerajaan Inggris.
![]() |
Profesor Karol Sikora yang memimpin sebuah uji coba antibodi sangat menyayangkan pernyataan tersebut. "Dia punya kualifikasi apa untuk membuat pernyataan itu, selain dari meninggalkan negaranya sendiri di saat sedang dibutuhkan?" sindir pria yang pernah menjadi bagian dari tim penasehat Perdana Menteri Inggris itu.
Ironisnya, pernyataan tersebut keluar setelah Harry berbincang dengan seorang perawat lewat video call. Perawat tersebut curhat soal terbatasnya alat pelindung diri (APD).
Menurut Karol, 'serangan' Pangeran Harry terhadap media sangat tidak beralasan. "Jurnalis telah menyajikan fakta-fakta yang sesuai dan telah melakukan tugasnya sebagai representasi dari pemerintahan.
Figur media ternama Inggris, Piers Morgan, juga mengkritik cucu Ratu Elizabeth II itu. "Pangeran Harry, dari istananya di Hollywood, menuduh media melebih-lebihkan pemberitaan krisis (COVID-19) di Inggris. Media justru mengekspos fakta bahwa tingkat kematian di Inggris semakin meroket dan tertinggi di Eropa, serta 60 tenaga medis yang meninggal," kicau Piers di Twitter.
Simak Video "Pangeran Harry dan Meghan Markle Bisa Kehilangan Status Kerajaan"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)