×
Ad

50% Influencer Ingin Kembali Kerja di Kantor karena Alasan Menyedihkan Ini

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 26 Agu 2025 18:00 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/AmnajKhetsamtip
Jakarta -

Punya kebebasan untuk memilih tempat kerja menjadi salah satu impian banyak orang, tapi tidak untuk semua Gen-Z. Berdasarkan laporan terbaru, kebanyakan anak muda justru ingin berbasis di kantor daripada tempat lain. Hal tersebut juga berlaku untuk influencer yang punya alasan 'menyedihkan' mengapa butuh tempat khusus saat mencari nafkah.

Hal tersebut terungkap dalam survei firma asuransi Bupa yang dilakukan pada 8.000 orang di Inggris. Penelitian itu menemukan bahwa Gen Z adalah golongan yang paling menderita kesepian, terutama mereka yang berkarier sebagai influencer media sosial.

Dikatakan jika hampir 50 persen influencer berencana kembali ke peran kerja yang lebih tradisional dalam penelitian ini. Sekitar 45 persen pekerja Gen Z mengatakan mereka menginginkan lebih banyak ikatan sosial di pekerjaan mereka berikutnya. Karena itu, para pakar ketenagakerjaan kini mendesak perusahaan menyediakan pilihan bagi staf muda untuk meningkatkan interaksi fisik.



Kepada DailyMail, salah satu Gen-Z bernama Tom Brown yang berusia 24 tahun mengatakan ia berhenti dari pekerjaan 'remote' karena rindu bertemu orang-orang setiap hari. Ia pun sekarang bekerja di kantor.

"Meskipun ada keuntungan bekerja jarak jauh, sisi negatifnya adalah keterbatasan interaksi sosial, dan aku sekarang menyadari bahwa aku tidak siap berkompromi dalam hal ini.

"Ketika mencari pekerjaan baru, aku secara khusus melamar posisi dengan kantor fisik di mana aku punya rekan kerja yang suportif, dapat bersosialisasi saat makan siang, dan hangout dengan teman-teman pada malam hari. Aku akhirnya merasakan peningkatan kesejahteraan," kata Tom.


Sedangkan menurut Ben Harrison, direktur Work Foundation, pengalaman kerja anak muda memang telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Gen-Z dinilai lebih mementingkan WFO dibanding generasi lain.

"Mereka lebih masuk ke dalam pekerjaan yang tidak aman ketika mulai kerja, pengenalan teknologi baru, dan meningkatnya praktek kerja hybrid (WFH dan WFO) dan jarak jauh bisa berisiko membuat banyak kaum muda merasa terputus dari rekan kerja dan perusahaan mereka," kata Ben.

Karena itu, banyak perusahaan mengembalikan lagi praktek kerja di kantor daripada jarak jauh. Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, termasuk Amazon, JP Morgan, hingga Primark. Dilaporkan awal tahun ini, sembilan dari sepuluh pekerja di Inggris telah dipaksa kembali ke kantor seiring berakhirnya era bekerja dari rumah.




(ami/ami)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork