Kesuksesan tak hanya mengenai kerja keras dan pendidikan. Dibutuhkan juga resilience atau resiliensi yang mendorong kita tetap kuat dan semangat di tengah tantangan hingga kekecewaan dalam kehidupan. Resiliensi atau daya tahan diri juga dibutuhkan agar kita tetap fokus di tengah era digital yang sering bikin salfok. Berikut lima cara untuk punya resiliensi demi jadi wanita yang tahan banting dari konten kreator Woman Self Improvement, Unawekla Marliene:
Arti Resilience
Resilience atau resiliensi secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai daya tahan diri. Kata tersebut bisa diasosiasikan dengan kemampuan untuk bangkit setelah jatuh selagi tetap tenang dalam kondisi seberat apapun. Menurut Una, resiliensi bukan selalu tentang kuat tapi bagaimana kita bisa melanjutkan hidup tanpa menyerah meski dunia tidak sedang berpihak pada kita.
Pentingnya Resiliensi dalam Kehidupan
Hal tersebut dijelaskan Una dalam Kulwap Wolipop #VersiTerbaikmu bertema Bangun Daya Tahan Diri Biar Jadi Tahan Uji beberapa waktu lalu. Menurutnya, resiliensi adalah kemampuan yang penting dimiliki seiring pertambahan usia. Selagi kita tumbuh pasti ada fase di mana kita mengalami perubahan yang menimbulkan kesedihan, kegagalan, kekecewaan bahkan ketidakpercayan diri.
"Di era digital, kadang kita terlalu banyak terdistraksi atau belum bisa mengatur waktu untuk fokus pada diri sendiri karena terlalu banyak melihat kehidupan orang lain lain dan itu bisa menggangu produktifitas.
Karena itu dibutuhkan kemampuan relisiensi, agar tidak membandingkan diri dan melihat diri kita sebagai orang yang gagal. Kadang media sosial membuat kita merasa tidak tervalidisi padahal setiap orang punya proses dan waktu untuk bertumbuh juga ruang untuk bersinar masing-masing," kata Una.
Bagaimana caranya agar kita tetap punya risiliensi untuk jadi wanita yang tahan banting menghadapi tantangan kehidupan? Berikut lima langkahnya menurut Una:
1. Kenali Emosi
Satu hal penting untuk membangun resiliensi adalah dengan mengenali emosi sendiri. Kadang karena kesibukan atau distraksi lain, kita bahkan tidak mengerti apa yang sedang dirasakan. Hal tersebut bisa menimbulkan bad mood atau perasaan negatif yang bikin kita tidak produktif.
"Kadang kalau kita ingin nangis kita tahan bahkan memaksakan diri bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal nggak harus seperti itu. Tuhan menciptakan emosi ada manfaatnya jadi ekspresikan sebaik mungkin di tempat yg paling tepat karena setiap emosi punya hak utk diekspresikan," ujar Una.
2. Bangun pola pikir dengan growth mindset
Kadang dihadapkan dengan kegagalan dan kekecewaan membuat kemampuan risielensi kita berkurang. Menurut Una, sebaiknya jadikan lah tantangan-tantangan dalam hidup sebagai proses pendewasaan supaya akhirnya kita jadi orang yang lebih dewasa dalam pola pikir dan kemampuan. Dengan begitu, kita akan lebih mudah bangkit dan berpikir positif saat ada kejadian tidak menyenangkan.
3. Punya Support System
Menurut Una, untuk bisa punya daya tahan diri yang baik justru bukan dengan hanya mengandalkan diri sendiri. Kita butuh support system yang positif meski pastikan bahwa dukungan terbesar berasal dari diri sendiri. Penting untuk punya tempat curhat atau diskusi yang dipercaya dan secara frekuensi nyambung supaya komunikasi efektif dan nyaman.
4. Self Talk yang Baik
Hindari juga berkata atau berpikir buruk tentang diri sendiri meski sedang dihadapkan dengan kegagalan. "Setiap orang punya jatah gagal, maksimalkan jatah kalian masing-masing," katanya.
5. Mengelola diri Saat Stres
Untuk punya daya tahan diri tentu kita perlu memperkuat diri sendiri secara lahir dan batin. Karena itu, Una menyarankan olahraga, jurnaling, tidur cukup agar mood dan cara berpikir tidak terlalu dipengaruhi perasaan sedih atau kecewa yang sedang dirasakan.
"Coba ekspresikan emosi kamu dengan jurnal agar apa yang penuh bisa pindah dengan cara yang tepat, carilah cara lain yang nyaman dan membahagiakan," saran Una.
(ami/ami)