×
Ad

Viral Ayah Buatkan Anaknya Usia 2 Tahun Akun LinkedIn, Networking Sejak Dini

Rahmi Anjani - wolipop
Kamis, 05 Sep 2024 08:34 WIB
Foto: iStock
Jakarta -

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak, termasuk dalam hal pekerjaan. Seorang ayah jadi sorotan karena usahanya yang tidak biasa dalam memastikan masa depan sang putra. Ia mendorong anaknya untuk mulai networking sedini mungkin padahal usianya baru menginjak dua tahun.

Adalah Sivesh Kumar, seorang pengusaha asal Delhi, India yang mengundang kontroversi karena membuat LinkedIn untuk anaknya, Tiger Chauhan. Co-founder dan COO brand kopi Coffea tampaknya tidak sabar untuk Tiger mulai punya karier dan koneksi meski sang putra belum bisa menggunakan jejaring sosial profesional tersebut. Selagi anaknya belum mampu membaca dan menulis, Sivesh mewakili Tiger dalam akun itu.

LinkedIn Sivesh Kumar dan Tiger Chauhan Foto: Dok. Internet

"Aku baru dua tahun hari ini dan sudah merasa tekanan dari dunia dengan semua perbincangan mengenai aku harus masuk sekolah," tulisnya.


Dikatakan jika Sivesh terinspirasi untuk mendorong Tiger mulai terkoneksi dengan para profesional karena moto temannya "network is net worth". Ia kemudian mulai membuatkan Linked dan menyiapkan anak pertamanya itu untuk masuk pre-school yang bagus sebelum akhirnya 'melangkah pelan-pelan untuk maju'.

"Aku mencoba untuk menghindari media sosial (karena tidak ada yang memberikanku ponsel di rumah) tapi tetap untuk kariermu, aku akan mencoba untuk log in seminggu sekali. Mencari bantuan," tulisnya mewakili Tiger.

LinkedIn Sivesh Kumar dan Tiger Chauhan Foto: Dok. Internet

Meski tampak belum dibutuhkan tapi tampaknya usaha Sivesh membuatkan LinkedIn untuk Tiger bisa jadi tepat. Baru dibuat, akun tersebut sudah memiliki 383 koneksi. Tapi sayangnya media sosial pertama Tiger itu harus dihapus tak lama kemudian karena usia yang belum cukup.

Jadi viral, LinkedIn anak berusia dua tahun mengundang berbagai komentar dari netizen. Tak sedikit yang syok dengan usaha sang ayah hingga banyaknya koneksi bocah tersebut dibanding orang-orang dewasa. Sebagian juga khawatir jika hal ini akan dinormalisasi.

"Sekarang perusahaan akan minta pengalaman 20 tahun," "Bisa jadi ini akan terjadi di masa depan," tulis mereka.




(ami/ami)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork