×
Ad

Psikolog Ungkap Penyebab Suami Bisa Selingkuh dengan Pengasuh Anak

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Jumat, 25 Feb 2022 08:00 WIB
Ilustrasi pasangan yang selingkuh. Foto: Getty Images/iStockphoto/Shutter2U.
Jakarta -

Mawar AFI mendadak jadi perbincangan warganet karena mengungkap fakta pengasuh anaknya menikah dengan mantan suaminya tidak lama setelah mereka bercerai. Melalui akun Instagram Storynya @mysamawar, Mawar juga memunculkan dugaan sang mantan suami selingkuh dengan pengasuh anak mereka.

Suami Mawar, Steno Ricardo sudah membantah dugaan perselingkuhan dengan pengasuh anak tersebut. Namun tetap saja netizen menganggap perselingkuhan itu terjadi sebab Steno menikahi eks pengasuh anaknya, satu bulan setelah resmi cerai dari Mawar.

Kasus suami Mawar yang menikahi pengasuh anak ini pun membuat heboh ibu-ibu. Tidak sedikit ibu-ibu jadi takut mempekerjakan pengasuh anak berusia muda dan cantik. Apa sebenarnya yang membuat seorang pria kepincut wanita lain, khususnya pengasuh anak mereka sendiri?


Psikolog Klinis Dewasa, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi. atau disapa Ega, mengatakan perselingkuhan bisa terjadi karena adanya akses kedekatan.

"Jadinya mungkin bisa terjadi karena itu adalah akses terdekat. Tapi ingat, bukan berati selalu akan terjadi perselingkuhan itu (majikan dan pengasuh). Tentu saja tidak ada yang selalu pasti di masa depan," kata Ega kepada Wolipop lewat pesan suara, Rabu (23/2/2022).

Ketika pasangan selingkuh dan memutuskan menikahi selingkuhannya, pastinya akan menyebabkan ketidaknyamanan pada diri mantan istri dan anak-anak. Apalagi jika yang dinikahinya itu adalah orang yang kamu kenal. Semakin kamu mengenal orang tersebut, sebenarnya intensitas perasaan tidak nyaman itu bisa semakin besar.

"Jadi, ini bukan hal yang mudah untuk dihadapi. Sangat mungkin mix feeling yang negatif terjadi seperti marah, duka, sedih, keinginan menyalahkan diri sendiri, orang lain, pihak ketiga, situasi dan akhirnya berujung pada ketidak percayaan terhadap diri sendiri, perasaan frustuasi, tidak nyaman, kecemasan, stres pun meningkat," ujar Ega.

Perasaan frustasi dan tidak nyaman ini bisa menghabiskan energi kamu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan kegiatan rutin. Kenikmatan kamu untuk menjalani kegiatan sebelumnya bisa menurun.

"Sebelum kamu menghadapi masalah secara eksternal, kamu perlu dulu mengatasi masalah yang terjadi dalam internal diri kamu sendiri. Bagaimana kamu harus membuat diri kamu nyaman saat berada di dalam situasi seperti ini. Fokus pada diri sendiri," terangnya.

Walapun tidak nafsu makan dan akan terus menangis, Ega menyarankan batasi akses kamu dengan mantan dan sang selingkuhan. Lalu dekatkan diri kamu dengan support system atau orang terdekat saja. Jangan membuka akses terlalu besar menceritakan masalah kamu (di media sosial). Karena akan berujung pada menyakiti diri kamu lebih dalam.

Ketika kamu memaparkan ketidakadilan yang kamu rasakan di ranah umum, maka akan semakin banyak orang yang tahu, akan semakin banyak opini yang mungkin berbasis pada diri mereka sendiri bukan kamu yang sebagai korban.

"So, itu akan menjadi boomerang untuk diri kita sendiri. Keluarga besar juga semakin tahu dan akan melebar. Hati-hati terhadap emosi kamu yang sedang tidak nyaman. Sebaiknya fokus menenangkan diri kamu untuk menyelesaikannya," tegasnya.




(gaf/eny)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork