Negara-negara Eropa seperti Prancis dan Italia sudah tak diragukan lagi citranya sebagai produsen wine berkualitas. Namun, produk wine lokal dari Indonesia pun tak kalah bermutu meski kerap dipandang sebelah mata. Di Jakarta Wine Festival (JWF) 2023, wine lokal akan mendapat panggung yang sepantasnya.
JWF 2023 yang baru akan berlangsung di Astha Mall District 8 pada 31 Agustus 2023 - 2 September memberi kesempatan bagi para oenophile, sebutan bagi pencinta wine, untuk menyicipi wine dari segala penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Pritha Casadevall, konsultan wine sekaligus salah satu pendiri JWF 2023, mengungkapkan bahwa penikmat wine semakin bertambah di Indonesia. Minuman beralkohol hasil fermentasi anggur itu sudah mulai dianggap sebagai bagian dari keseharian dan gaya hidup, bukan hanya dinikmati saat menghadiri acara-acara formal.
Hanya saja, konsumen di Indonesia belum bisa mengapresiasi produk lokal. Pamornya masih kalah dari wine impor yang memang masih mendominasi pasar.
"Makin sedih lagi karena peminat wine lokal justru lebih banyak orang luar (negeri) ketimbang orang kita sendiri," kata Pritha kepada Wolipop baru-baru ini.
Di Indonesia, hanya ada dua produsen wine yakni Sababay dan Hatten Wines yang sama-sama beroperasi di Bali. Menurut Phrita, kedua jenama tersebut cukup memenuhi kriteria wine yang berdaya saing dengan produk impor.
"Apalagi mereka sudah memiliki kualitas mesin fermentasi yang bagus, proses aging juga sangat diperhatikan, begitu pula dengan pemasarannya. Masalahnya balik lagi ke underestimating market tadi, walau penerimaan konsumen sudah lebih baik dalam lima tahun terakhir," jelas perempuan bersertifikasi sommelier profesional ini.
Dengan kualifikasi tersebut, lanjutnya, Indonesia cukup pantas untuk berada dalam penghasil wine golongan 'new world wine' bersama Australia, Selandia Baru, Argentina, dan Amerika Serikat. Negara-negara ini merupakan pemain baru di industri wine global.
Adapun 'old world wine' mencakup negara-negara di Eropa dan Timur Tengah, yang memang memiliki histori panjang sebagai penghasil wine klasik. "Regulasi terkait industrinya juga sudah lebih mapan dan fleksibel," tambah Pritha.
Ia berharap, kehadiran JWF 2023 dapat memberi wadah bagi pemain lokal agar eksistensinya makin diapresiasi dengan layak. Tak hanya itu, pendukung industri ini seperti produsen keju, coklat, dan kerang lokal untuk makanan pelengkap (wine pairing) ikut bertumbuh.
Ada Berbagai Workshop
JWF 2023 mengusung tema Art of Celebration. Pritha mengatakan, JWF yang berawal dari komunitas Jakarta Wine Club Series (didirikan oleh Pritha pada 2019, dan kini memiliki 480 anggota) memang bukan pameran wine pertama di Indonesia. Namun, kehadiran berbagai workshop menarik membedakannya dari pameran lain.
"Ada kelas wine, wine pairing, dan cara membaca menu wine. Pengunjung juga bisa mengikuti kelas bottle painting sebagai upaya sustainability," katanya.
Tak hanya itu, terdapat pula kelas wine yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Pritha mengatakan, ide tersebut muncul setelah masyarakat semakin sadar akan pentingnya memerhatikan masalah kesehatan mental sejak awal pandemi.
"Kebahagiaan berawal dari kita sendiri. Kita yang menentukan kapan mau bahagia, sama halnya memilih wine. Orang-orang mungkin bisa merekomendasikan, but at the end of the day, when choosing the wine, it has to be you. It's a personal choice," ungkap Pritha yang menggagas JWF bersama Poetri Andayani.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(dtg/dtg)