Seorang pria asal Jepang ingin memastikan masa tuanya terjamin dengan menabung banyak uang. Tapi caranya mengatur finansial jadi kontroversi karena dianggap terlalu menyiksa. Pria tersebut disebut hidup hemat dengan membatasi makan. Setiap harinya, ia memutar otak untuk tidak keluar banyak, mulai dari makan ubi hingga minuman gratis.
Kisah pria hidup 'nelangsa' demi bisa pensiun muda mengejutkan netizen. Agar bisa 'FIRE' (financial independence, retire early), ia menjalani cara ekstrem sehingga 100 juta yen (Rp 10 miliaran) terkumpull secepatnya. Hal itu sudah dilakukannya sejak tahun 2000an dan masih konsisten hingga sekarang.
Berbagai cara dilakukan pria tersebut agar bisa menghemat maksimal. Dilansir SCMP, ia masih tinggal di asrama perusahaan di usianya yang kini 45 tahun. Ia menggunakan perabotan-perabotan bekas hingga terbiasa makan sedikit dan sederhana.
Dikatakan jika malam hari, pria itu hanya makan semangkuk nasi, sayuran, dan sebuah plum. Ada kalanya, ia hanya mengkonsumsi minuman berenergi di minimarket yang didapatkan gratis dari poin.
Pria tersebut rela hidup tidak nyaman bertahun-tahun. Suatu hari saat microwave-nya rusak, ia memilih untuk makan ubi sepanjang tahun demi tidak keluar uang. Caranya memasak ubi juga tak kalah hemat yakni dengan menjemurnya di kaca mobil teman saat matahari terik.
Selain itu, ia juga tidak pernah menggunakan penghangat ruangan atau AC. Saat cuaca dingin, ia memilih untuk menghangatkan diri dengan melakukan squad. Saat cuaca panas, ia akan memakai t-shirt yang lembap agar tidak kegerahan.
Kisah hematnya membuat netizen semakin tak habis pikir ketika tahu penghasilan pria tersebut. Ia menerima gaji 5 juta yen atau Rp 524 jutaan per tahun yang tidaklah sedikit. Ia sendiri bekerja di perusahaan yang mendorong pegawainya untuk lembur dan diajari bahwa 'hanya dengan kerja keras dan lembur kamu bisa meraih kebahagiaan'.
Setelah bekerja selama 20 tahun 10 bulan, ia akhirnya berhasil mengumpulkan 135 juta yen (Rp 14 miliaran). Ia kemudian menuangkan pengalamannya dalam buku tentang nasehat menabung hingga menghasilkan gaji tambahan.
Sayangnya kebahagiaannya sukses mengumpulkan uang tidak bertahan lama karena baru-baru ini nilai tukar yen menurun dan membuat tabungannya merosot secara signifikan.
"Jika yen terus turun, aku tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial. Apa yang telah aku kerjakan selama 21 tahun ini? Itu semua tidak ada artinya, tragis sekali," katanya.
(ami/ami)