Wisata kuliner wajib masuk dalam agenda saat melancong ke Bandung, Jawa Barat, terutama saat long liburan weekend seperti sekarang. Selalu ada saja tempat makan baru yang menarik untuk dikunjungi.
Kota Kembang memang terkenal dengan hidangan lokalnya, sebut saja batagor, surabi, mie kocok. Namun, jika hidangan internasional masih menjadi preferensi utama, maka tak ada salahnya melirik The Late Checkout.
Baru dibuka beberapa bulan lalu, restoran ini sebenarnya menggantikan Buttercup Signature Boulangerie yang mulanya berkonsep cake shop. Kini dengan nama baru dan transformasi dari segi menu hingga interior, The Late Checkout mencoba menawarkan pengalaman bersantap yang berbeda.
Lalu lintas di jalanan Dago sedang sibuk-sibuknya ketika kami berkunjung pada pertengahan Januari ini. Kontras dari suasana hiruk pikuk, atmosfer rileks khas lounge di dalamnya.
The Late Checkout berada di depan Four Points by Sheraton dengan akses yang terpisah dari hotel sehingga terkesan lebih mengundang bagi pengunjung yang bukan tamu hotel tanpa perlu merasa 'terintimidasi'. Di sisi lain, privasi mereka yang menginap tak terganggu pula.
Setelah melalui pemugaran, The Late Checkout hadir dengan interior baru tapi masih senada dengan garis desain arsitektur hotel yang berlanggam kolonial modern.
Interior yang memadukan unsur minimalis dan klasik, serta aksen emas berupa panel yang menghiasi dinding, menciptakan kesan yang chic.
Meski kapasitas restoran terbilang sedang (bisa menampung 40 orang bersamaan, termasuk di area luar), langit-langit yang tinggi membuatnya terasa lega. Ditambah lagi, pencahayaan alami yang dominan berkat pintu dan jendela berkaca besar di bagian depan. Lampu gantung berbentuk bunga, desain yang disenadakan dengan filosofi logo hotel, turut mendukung.
Daya tarik lain tentu menunya yang meski hidangan barat menjadi tawaran utama, pilihan masakan tradisional Indonesia tetap tersedia.
Untuk hidangan pembuka, pilihan kami jatuh kepada Chicken Karage. Potongan ayam goreng tepung yang renyah di luar namun juicy di dalam, disajikan dengan saus pendamping yang menyempurnakan cita rasanya. Tak ketinggalan nachos dengan tiga dipping spesial. Rasa homemade nachos yang gurih dipadukan dengan tiga jenis saus yaitu guacamole yang creamy, keju leleh, dan salsa jalapeno yang sedikit pedas. Hidangan ini menjadi pilihan sempurna untuk dinikmati bersama teman.
Berlanjut ke menu utama, tersaji Nashville Chicken Burger. Burger ayam goreng pedas ala Nashville dengan bumbu khas yang meresap hingga ke dalam, disertai sayuran segar dan chips renyah.
Kami juga mencoba Salmon Crispy Skin Steak. Fillet salmon dengan kulit yang renyah dan daging lembut, dengan siraman saus lemon butter yang harum dan sayuran panggang sebagai pendamping. Presentasi keduanya juga Instagramable dengan garnish berupa edible flower yang lagi-lagi terinspirasi dari logo hotel.
Rasa penasaran untuk mencicipi hidangan lokal pun tak terbendung, maka berakhirlah kami dengan Rendang Lamb Shank dan Oxtail Soup. Menurut pramusaji, kedua menu tersebut termasuk favorit pengunjung dan sangat direkomendasikan berkat pengalaman chef bertugas di kawasan Timur Tengah.
Poin plus: kerupuk yang mendampingi benar-benar dimasak saat dipesan sehingga memaksimalkan sensasi renyah dan hangatnya. Hanya saja, pengalaman kami bersantap di sini cukup terusik oleh lalat beterbangan ke sana ke mari. Untung, pramusaji dengan sigap mengatasi masalah sepele tapi sangat mengganggu itu.
Melengkapi pengalaman kuliner, minuman-minuman mocktail segar yang menghilangkan dahaga. Seperti Ginger Snap Wakeup Call: Kombinasi markisa, lemon, jahe, dan daun mint menciptakan sensasi rasa manis, asam, dan pedas yang menyegarkan. Lalu Sippin on Sunshine berupa campuran strawberry, jeruk, semangka, dan nanas yang memberikan rasa buah-buahan tropis yang segar dan manis alami.
Harga makanan utama yang berada di kisaran Rp 50.000 hingga Rp 150.000, terbilang cukup bersahabat untuk level restoran di hotel berbintang.
Simak Video "Video: Ngincar Freebies di JxB 2025 Dapat Apa Aja Ya?"
(dtg/dtg)