Lombok dengan segala pesonanya bisa memikat seperti pulau tetangganya, Bali. Tinggal kita berstrategi mencari 'titik' pas untuk menikmati alamnya, terkhusus pantai ketika senja menyongsong.
Setiap hari, hujan hampir tak pernah mengguyur Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat, ketika kami berkunjung pada akhir Februari lalu. Kawasan pariwisata itu terkenal dengan pantainya yang indah.
Namun, cuaca yang tak bersahabat bukan menjadi penghalang untuk mengejar sunset. Di sepanjang Senggigi, bertebaran berbagai restoran, kafe, hingga hotel, yang bisa disambangi untuk menikmati momen Senja pinggir pantai.
Dari rekomendasi kolega, pilihan pun jatuh pada Sudamala Resort yang berlokasi Jalan Raya Senggigi, Kecamatan Batu Layar.
Tampak luar, Sudamala mengingatkan pada resor eksklusif Bali di tengah taman tropis yang asri. Arsitektur bangunannya yang memadukan gaya modern dan sentuhan tradisional khas suku Sasak, seperti bale dan atap dari jerami atau alang-alang kering, menawarkan daya tarik tersendiri.
Sudamala memiliki restoran bernama 'Olah Olah' yang terbuka untuk umum dan berada dekat kolam renang.
Pemandangan hamparan Laut Bali langsung tersaji begitu menginjakkan kaki di tempat ini. Jika langit cerah, pemandangan Gunung Agung menjadi bonus.
Tersedia beberapa area seating, baik indoor maupun outdoor. Kalau ingin benar-benar menikmati senja, maka pilihlah meja yang berada di bibir pantai. Tidak beratap, tempat ini sangat pas bagi tamu yang ingin berjemur sambil menanti panorama matahari terbenam.
Dari segi menu, tawaran di Sudamala cukup beragam, mulai dari hidangan Barat hingga tradisional. Tidak ke Lombok namanya jika belum menyantap Ayam Taliwang.
Di Sudamala, Ayam Taliwang yang disajikan mungkin tidak seperti umumnya. Presentasinya maksimal dengan nasi putih yang ditata seperti sebuah tumpeng berbungkus daun pisang.
Rasanya tak mengecewakan. Bumbu pedas khas Lombok cukup terasa di lidah ketika melahap ayam yang diolah dengan cara dipanggang ini.
Porsinya cukup untuk makan berempat karena satu ekor ayam yang digunakan. Adapun Ayam Taliwang disajikan dengan plecing kangkung, lalapan segar, dan sambal yang makin menggugah selera.
Sup Ikan Daun Asam juga masuk dalam menu pilihan kami. Rasa makanan ini sedikit di luar ekspektasi lantaran rasa asamnya kurang 'menggigit'.
Ikan yang digunakan rupanya berjenis Mahi-mahi. Di dalam menu, daging ikan yang diolah hanya disebut 'fish of the day'. Kami lupa bertanya, pramusaji pun tak menginformasikannya pula.
Sebelumnya, kami sudah bersantap Chef Salad yang diisi dengan suwiran ikan Mahi-mahi sehingga berharap Sup Ikan datang dengan jenis ikan lainnya.
Belum penuh matahari terbenam, tiba-tiba awan gelap menggantung yang kemudian disusul hujan lebat. Rasa kecewa karena gagal menikmati sunset masih bisa terobati oleh dessert yang kami pesan, yakni Coconut Ice Cream Served on Black Sticky Rice alias es krim kelapa yang dihidangkan dengan ketan hitam. Perpaduan rasa manis dan manis memberikan sensasi gurih di lidah.
Pada hari itu, tagihan kami tertulis Rp 719.000 (setelah pajak) untuk empat jenis makanan dan tiga minuman yang dua di antaranya adalah mocktail. Sangat worth-it untuk ukuran hotel resor bintang lima.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(dtg/dtg)