White tomato atau tomat putih belakangan ramai jadi pembahasan di dunia kecantikan. Buah ini meningkat popularitasnya setelah beberapa influencer dan profesional kesehatan membahasnya di media sosial.
White tomato viral karena klaim manfaatnya untuk kesehatan kulit, seperti mencerahkan, melindungi dari sinar UV, hingga mengurangi tanda penuaan. Namun tak sedikit yang meragukan keberadaan buah ini, apakah benar-benar ada, atau hanya mitos dan klaim beberapa pihak.
Faktanya, white tomato memang ada dan dibudidayakan. Seperti dikutip dari Specialty Produce, white tomato adalah varietas tomat yang memiliki warna buah pucat, mulai dari putih krem hingga kekuningan, yang berbeda dari tomat merah biasa.
Uniknya, tanaman ini bukan hasil rekayasa genetika, melainkan seleksi alami dan pembiakan selektif dalam dunia pertanian. Beberapa varietas klasiknya termasuk White Beauty, Great White, dan White Queen, yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat.
Sebelum viral sebagai bahan kecantikan, varietas ini umum dikembangkan untuk keperluan kuliner, bukan kosmetik. Namun dalam beberapa tahun terakhir white tomato dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kandungan nutrisi, terutama antioksidan seperti phytoene dan phytofluene.
Dua kandungan inilah yang kemudian menarik perhatian industri kosmetik dan kesehatan kulit. Situs Cell Labs melansir, sejumlah studi menunjukkan bahwa dua jenis karotenoid putih ini bisa membantu tubuh menyerap sinar UV lebih baik, sehingga mampu mencegah efek negatif terhadap kulit.
Phytoene dan phytofluene juga dipercaya dapat meningkatkan produksi glutathione, antioksidan yang diyakini bisa memperlambat tanda-tanda penuaan. Zat ini juga meningkatkan kesehatan serta penampilan kulit secara keseluruhan.
Manfaat white tomato bisa didapatkan dengan cara dikonsumsi langsung. Namun untuk cara yang lebih praktis, umumnya white tomato hadir dalam bentuk suplemen seperti tablet, kapsul, soft gel atau bubuk.
Popularitas white tomato memang meningkat karena dikaitkan dengan manfaat kecantikan. Namun, efektivitasnya sebagai bahan skincare masih memerlukan penelitian lebih lanjut, untuk membuktikan klaim yang beredar di pasaran.
Simak Video "Video: Hati-hati! Overclaim Kosmetik Bisa Kena 12 Tahun Penjara"
(hst/hst)