×
Ad

3 Tren Skincare yang Tidak Lagi Populer di 2025, Apa Saja yang Berubah?

Kiki Oktaviani - wolipop
Selasa, 17 Des 2024 19:30 WIB
Ilustrasi skincare Foto: Getty Images/yacobchuk
Jakarta -

Tahun 2025 membawa perubahan besar dalam dunia perawatan kulit. Jika 2024 adalah tahun yang relatif tenang dengan tren seperti krim pelindung skin barrier dan perangkat skincare canggih rumahan, maka 2025 diprediksi akan menjadi titik balik bagi berbagai kebiasaan yang selama ini dianggap lazim.

Seperti dikutip dari Cosmopolitan, berikut adalah beberapa tren skincare yang diperkirakan akan ditinggalkan tahun depan:

1. Wajah Berlebihan dengan Filler

Tahun 2024 ditandai oleh tren Notox atau pendekatan yang lebih alami terhadap perawatan wajah. Namun, tahun itu juga menjadi saksi meningkatnya pembahasan tentang efek negatif filler, seperti filler migration dan dissolving filler yang viral di TikTok. Hal ini menjadi titik awal pergeseran tren pada 2025.


"Jika terlihat jelas seseorang menggunakan filler, itu dinilai pengerjaan dokternya buruk," kata Dr. David Shafer.

"Moderasi dalam estetika wajah akan menjadi pusat perhatian di 2025, menjauh dari perubahan ekstrem atau terlalu dramatis."

Tampilan 'pillow-face' yang sempat mendominasi media sosial kini dianggap ketinggalan zaman. Sebaliknya, pendekatan yang lebih halus dan alami mulai mendapatkan tempat di hati para pecinta kecantikan.

Ilustrasi masker wajah alami Foto: Getty Images/iStockphoto/undefined undefined

2. Konsumsi Berlebihan Produk Skincare

Selama bertahun-tahun, rutinitas skincare berlapis-lapis menjadi standar kecantikan, mulai dari toner, essence, serum, hingga masker. Tapi di 2025, tren ini mulai memudar. Kesederhanaan kini menjadi kunci.

"Ada keinginan untuk menyederhanakan perawatan kulit," ujar Dr. Heather Rogers.

"Orang mulai lebih selektif terhadap produk yang mereka gunakan, memilih item yang mampu memenuhi kebutuhan jangka panjang daripada sekadar mengikuti tren," tambahnya.

Rutinitas yang disarankan kini hanya mencakup langkah-langkah dasar. Mulai dari facial wash, serum, pelembap, dan sunscreen. Tambahan lainnya, seperti masker atau exfoliator, dianggap opsional, bukan kewajiban. Bahkan, tren aneh seperti pelembap dari lemak sapi atau tabir surya DIY sudah tidak lagi mendapat tempat.

3. Promosi Berlebihan Produk Skincare

Banyak brand skincare yang selama ini menjual mimpi akan kulit sempurna. Namun, 2025 adalah tahunnya transparansi. Selebriti dan ahli bedah kini lebih jujur tentang apa yang sebenarnya diperlukan untuk mendapatkan kulit yang tampak awet muda.

"Hari-hari di mana skincare dipromosikan sebagai solusi tunggal untuk kulit awet muda sudah berlalu. Sebagian besar wajah sempurna yang kita lihat di media sebenarnya bergantung pada kombinasi perawatan profesional, bukan hanya produk skincare," Dr. Shafer

Sebagai contoh, banyak selebriti yang jujur ke publik bahwa mereka memanfaatkan bio stimulator, perangkat berbasis energi, optimalisasi metabolik, hingga prosedur seperti facelift dan Renuvion plasma skin tightening. Semua ini membuktikan bahwa perawatan kulit butuh pula prosedur kecantikan di klinik.

Alasan Tren Berubah

Perubahan ini didorong oleh kesadaran konsumen yang semakin meningkat tentang apa yang benar-benar dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kulit. Selain itu, kejenuhan terhadap klaim yang terlalu muluk dari brand-brand skincare turut memengaruhi tren ini.

"Orang tidak lagi ingin menghabiskan uang untuk produk yang tidak memberikan hasil nyata," tambah Dr. Rogers.

Dengan arah baru ini, industri kecantikan berpeluang menciptakan pendekatan yang lebih realistis, efektif, dan ramah bagi konsumen. Kini, fokusnya bukan lagi pada kelebihan, melainkan pada kesederhanaan dan hasil jangka panjang.



Simak Video "Video Yuni Shara Ngomongin Tren Oplas: Itu Semua Pilihan"

(kik/kik)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork