Ramai di media sosial, pembahasan tentang komentar netizen kepada content creator berkulit sawo matang dengan sebutan-sebutan aura maghrib, dekil, dan kata-kata kurang pantas lainnya. Bahkan ada seorang public figure di sebuah podcast, ia berbagi pengalaman tidak mengenakkan ketika seseorang dalam manajemennya memintanya untuk suntik putih. Dia dinilai akan lebih cantik kalau kulitnya putih.
Anggapan terkait warna kulit ini bisa membuat wanita kehilangan kepercayaan diri, merasa kurang sempurna dan berdampak ada kesehatan mentalnya. Mirisnya, body shaming terkait warna kulit yang dialami masyarakat kadang bukan hanya dari teman, namun dari keluarga sendiri bahkan pasangan. Stereotipe kecantikan di benak masyarakat bahwa kecantikan harus putih itu memang sulit diubah.
"Banyak faktor, di antaranya sejarah panjang penjajahan masa lalu di mana pribumi yang mayoritas berkulit sawo matang dianggap lebih rendah dibanding penjajah berkulit putih. Faktor keluarga, yang menganggap bahwa anak perempuan harus putih," ungkap Verra Oktavianti, founder Melanin Hero dalam acara Melanin Matters bertema Blossoming Body and Soul yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini.
Turunnya kepercayaan diri ini akhirnya menghambat mereka untuk menemukan potensi diri dan meraih apa yang mereka impikan. Padahal warna kulit bukanlah masalah, karena bersifat genetik.
Melanin adalah pigmen pembentuk warna kulit yang terdiri dari Eumelanin dan Pheomelanin. Warna kulit dibentuk dari rasio eumelanin dan pheomelanin di dalam kulit. Jika kulit memiliki eumelanin lebih banyak dibanding pheomelanin maka kulit akan semakin gelap dan sebaliknya. Melanin juga berperan penting sebagai perlindungan kulit dari bahaya paparan sinar matahari, sehingga resiko terkena kanker kulit lebih kecil dibanding orang asing yang berkulit putih.
Banyaknya masyarakat yang ingin putih tak terlepas dari sebuah "colorism" di industri kecantikan. Colorism adalah narasi diskriminasi yang menyatakan bahwa kulit cantik adalah kulit putih, sedangkan kulit gelap otomatis tidak cantik dan tidak diinginkan. Narasi ini kerap dimanfaatkan oleh kosmetik ilegal dan kampanye marketing produk-produk kosmetik yang overclaim. Akibatnya banyak masyarakat terjerumus dalam penggunaan kosmetik tersebut yang berujung pada masalah baru seperti jerawat parah, okronosis dan masalah kulit lainnya.
Melanin Hero adalah sebuah komunitas pertama yang mengajak perempuan Indonesia untuk lebih mencintai warna kulitnya khususnya yang berkulit sawo matang atau gelap, melawan standard kecantikan tertentu dengan aktivitas edukasi yang menyenangkan dan inspiratif. Didirikan Verra bersama dokter edukator perawatan kulit yang konsisten edukasi bahayanya produk kosmetik ilegal, Dr. Ika dan pakar digital Farah Fransiska.
"Sebagai konsumen yang bijak, sangat penting untuk memperhatikan kosmetik yang kita gunakan agar terhindar dari bahan berbahaya yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan", ujar Dr. Ika dalam acara Melanin Matters
Simak Video "Video Banyak Artikel Kritisi Bentuk Tubuhnya, Millie Bobby Brown: Ini Perundungan!"
(eny/eny)