Tren mengonsumsi makanan mentah terus berkembang di media sosial. Mulai dari diet 'raw till 4' yang membatasi konsumsi makanan mentah hingga pukul 4 sore sebelum beralih ke makanan nabati tinggi karbohidrat di malam hari, hingga pola makan flexitarian yang memasukkan makanan mentah sebagai bagian dari menu sehari-hari.
Kini, salah satu tren makanan mentah yang sedang ramai diperbincangkan adalah konsumsi susu mentah atau raw milk. Ada lebih dari 226.000 unggahan di Instagram memakai tagar #rawmilk, dengan banyak influencer kesehatan mengklaim berbagai manfaat luar biasa dari susu tanpa proses pasteurisasi.
Namun, apakah tren ini benar-benar aman? Berikut beberapa makanan yang tidak disarankan dikonsumsi dalam kondigi mentah, seperti dikutip dari Standard.co.uk.
1. Susu Mentah
Banyak influencer kesehatan di media sosial mengklaim bahwa mengonsumsi susu mentah dapat mengurangi peradangan usus, meningkatkan kadar vitamin dan mineral, bahkan mengatasi intoleransi laktosa. Sayangnya, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Susu mentah, atau produk susu yang tidak dipasteurisasi, tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi yang berfungsi membunuh bakteri berbahaya serta memperpanjang masa simpan. Hal ini membuat susu mentah memiliki risiko tinggi terkontaminasi bakteri patogen seperti E. coli, Listeria, dan Salmonella, yang dapat berbahaya terutama bagi anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan gangguan autoimun.
2. Telur Mentah
Telur mentah sering dianggap sebagai makanan yang dapat menyembuhkan berbagai kondisi, mulai dari mabuk alkohol hingga meningkatkan usia harapan hidup. Bahkan, banyak binaragawan yang terbiasa mencampurkan telur mentah ke dalam minuman protein mereka untuk meningkatkan asupan protein.
Namun, faktanya, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa telur mentah memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan telur matang. Sebaliknya, mengonsumsi telur mentah meningkatkan risiko infeksi bakteri yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat nutrisi dari telur adalah dengan mengonsumsinya dalam keadaan matang, termasuk bagian kuning dan putihnya. Sebab keduanya mengandung vitamin B, vitamin D, zat besi, dan berbagai nutrisi penting lainnya.
3. Brokoli
Sayuran hijau selalu direkomendasikan untuk dikonsumsi secara rutin, tetapi tidak semua aman dimakan mentah. Brokoli dan sayuran dari keluarga cruciferous lainnya, seperti kembang kol, mengandung goitrogen tinggi, senyawa yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid berperan penting dalam metabolisme tubuh, sehingga konsumsi goitrogen dalam jumlah tinggi dapat memperlambat produksi hormon tiroid, terutama bagi mereka yang memiliki masalah tiroid. Memasak brokoli dapat membantu menonaktifkan enzim yang memperburuk efek goitrogen. Cara terbaik adalah dengan mengukus atau menumis brokoli sebentar saja agar nutrisinya terjaga.
4. Bayam
Bayam adalah sayuran yang kaya akan nutrisi, tetapi juga mengandung oksalat dalam jumlah tinggi. Senyawa ini dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan menghambat penyerapan mineral penting seperti kalsium dan zat besi, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan mentah.
Biasanya, oksalat yang masuk ke tubuh akan terikat dengan mineral di sistem pencernaan dan dikeluarkan melalui urin. Namun, pada individu tertentu, proses ini kurang efisien sehingga dapat menyebabkan penumpukan oksalat dalam tubuh.
Solusinya? Konsumsi bayam dalam jumlah wajar dan seimbangkan dengan makanan lain. Sangat disarankan memasak bayam sebelum dikonsumsi, baik itu dengan cara ditumis atau dikukus. Penelitian menunjukkan bahwa memasak dapat mengurangi kadar oksalat hingga 87%.
5. Kecambah
Kecambah sering dianggap sebagai tambahan sehat untuk salad dan makanan lainnya karena kaya nutrisi serta mudah ditanam sendiri di rumah. Namun, proses pertumbuhannya yang membutuhkan lingkungan lembap dan hangat juga membuat kecambah rentan terhadap bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella. Risiko kontaminasi ini cukup tinggi, terutama jika kecambah dikonsumsi mentah.
Untuk menghindari risiko kesehatan, sebaiknya kecambah dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Memasaknya dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan kontaminasi bakteri, sekaligus tetap menjaga manfaat nutrisi saat ditambahkan ke dalam makanan seperti tumisan atau sup.
Simak Video "Video: Ngincar Freebies di JxB 2025 Dapat Apa Aja Ya?"
(hst/hst)