Hubungan bilateral Australia dan Indonesia juga terjalin lewat bidang mode. Akhir pekan lalu, tiga desainer Tanah Air akan bertolak ke Negeri Kanguru untuk mengikuti pertukaran mode.
Nonita Respati, desainer sekaligus pendiri jenama Purana, termasuk salah satunya. Selain itu, program buah kolaborasi Kedutaan Besar Australia dan Kementerian Luar Negeri RI ini turut menyertakan desainer Auguste Soesastro dan Lia Mustafa.
Keberangkatan mereka dirayakan dengan sebuah jamuan malam sederhana di rumah dinas Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia Gita Kamath pada Kamis (20/2/2025). Dalam sambutannya, Gita mengungkapkan ketiga desainer akan mengikuti berbagai kegiatan yang pada intinya memperkenalkan budaya batik sebagai warisan budaya Indonesia kepada audiens Australia di Melbourne selama sepekan lebih.
"Program ini merupakan kelanjutan dari Emerging Designers Bootcamp yang diikuti desainer Australia di Jogja Fashion Week 2024 untuk merayakan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Australia-Indonesia," tutur Gita.
Bagi Nonita, kesempatan ini seperti sebuah deja vu lantaran pernah mengikuti program serupa di Brisbane pada 2018 silam. Ia pun merasa terhormat dapat dilibatkan kembali. "Mungkin karena Purana juga mengeksplor batik untuk produk gaya hidup di luar fashion, seperti kolaborasi kami dengan Starbucks beberapa tahun lalu," ujar Nonita kepada Wolipop di sela acara.
Di Melbourne, kegiatan mereka mengusung tema 'Batik & Beyond'. Selain berbagi pengalaman mengolah batik, ketiga desainer juga berkesempatan memamerkan karya dalam bentuk instalasi. Nonita yang lahir dari keluarga pengusaha batik membawa sejumlah busana dari koleksi Forest Poetry berbahan batik organik yang dirilis pertengahan tahun lalu.
Berkaca dari program terdahulu, Nonita mendapatkan banyak pembelajaran terutama tentang sustainable fashion yang kala itu belum terlalu diperhatikan pasar, prediksi tren, dan distribusi. Meski kali ini kedatangannya dalam misi budaya untuk berbagi ilmu, ia berharap juga membawa pulang ilmu baru.
"Aku belum kembali lagi ke Australia sejak tujuh tahun lalu. Jadi aku sangat penasaran dan pengin tahu apa sih yang sedang dicari orang-orang di sana. Terutama di Melbourne, karena setiap kota punya karakter tersendiri," tambahnya.
Simak Video "Video: Beda Pendapat Anak Vs Orang Tua soal Pelarangan Medsos di Australia"
(dtg/dtg)