Loro Piana Rilis Koleksi Ramadan 2025, Eksklusif Dijual di Timur Tengah

Bersahaja dalam kemewahan dan keeleganan. Loro Piana, jenama Italia yang identik dengan kaum old money, memperkenalkan koleksi kapsul untuk Ramadan 2025.

Kehadiran koleksi tersebut diumumkan lewat Instagram Loro Piana belum lama ini. Untuk busana Ramadan, ciri khas sebuah merek high-end khasnya diterjemahkan lewat kombinasi bahan-bahan premium, seperti sutra New Tussah yang halus, linen Antigua dan Solaire yang sejuk, demi kenyamanan optimal dan kebebasan bergerak.

Sutra tersebut, salah satunya, hadir dalam potongan mantel krem yang lembut. Benang dipintal secara manual dengan tangan sehingga merefleksikan craftsmanship yang kuat.

Motif khas thistle berlapis emas menghiasi bagian kerah sehingga menciptakan efek tiga dimensi yang unik. Setiap detail bordirnya dikerjakan dengan tangan selama 190 jam, menegaskan keahlian savoir-faire dalam proses pembuatannya.

Jenama yang didirikan oleh Pietro Antonio Loro Piana pada 1924 ini turut menyertakan permainan layering yang dieksplorasi melalui material yang kaya akan tekstur dan nuansa warna lembut seperti pink pucat dan tone gurun.

Sentuhan mewah ditampilkan melalui pola jacquard yang terinspirasi dari seni keramik Islam, serta bordiran tangan serta kancing eksklusif yang menjadikan setiap busana sebagai penghormatan bagi seni kriya.

Ideal untuk tampilan malam yang anggun, hadir pula georgette klasik berwarna hitam dengan sentuhan akhir menyerupai crêpe, serta bordir Lunéville yang memerlukan pengerjaan tangan selama 75 jam pada bagian manset dan kerah.

Selain busana, Ramadan Capsule juga menghadirkan aksesori seperti tas seri Loom. Versi terbaru berbahan sutra Shiny Tussah berwarna putih hingga versi Extra Pocket yang dihiasi payet berkilauan, setiap detail dalam koleksi ini merepresentasikan kemewahan khas Loro Piana.

Busana dan aksesori Ramadan 2025 Loro Piana hanya tersedia di butik-butiknya di Timur Tengah. Menjualnya secara eksklusif untuk pasar yang didominasi oleh sheikh dan konglomerat Arab ini merupakan langkah yang strategis bagi Loro Piana sebagai pelopor tren quiet luxury untuk menyiasati daya beli yang lesu di China, salah satu pangsa pasar terbesar high-fashion.

Tahun lalu, Loro Piana yang kini berada di bawah naungan LVMH sempat menjadi sorotan karena dugaan eksploitasi petani serat kapas di Peru. Dalam laporan investigatif Bloomberg Businessweek, para petani disebut tidak mendapat upah yang laik dari hasil panen serat yang digunakan untuk membuat sweater seharga US$ 9.000 atau Rp 146 juta per potong.