Obin Kembali Suguhkan Kain Kontemporer Bagi Pria Setelah 11 Tahun

Seperti sudah menjadi tradisi di setiap peragaan busananya, Obin muncul untuk membuka dengan sepatah dua kata. Meski berskala kecil, peragaannya kali ini terbilang spesial karena menyuguhkan deretan busana pria.

"Paus sudah pulang. Sudah ke Papua Nugini. We are very blessed. Thank you very much The Pope has come. Semoga pada rukun semua," ujar perempuan bernama asli Josephine Komara itu di peragaannya yang bertajuk 'Man on a Walk'.

Presentasi tersebut digelar dalam rangkaian Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2024, Jumat (6/9/2024), atau bertepatan pada hari terakhir kunjungan apostolik bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia.

Selama Paus berada di Jakarta, warga diimbau untuk berkegiatan di rumah. Sekitaran Plaza Indonesia masuk di daftar kawasan yang perlu dihindari.

Obin boleh lega, tak hanya kehadiran Paus yang membawa rasa kedamaian dan spirit toleransi, tapi juga karena bangku terisi penuh.

"Jangan ngomel ya, baju cuma 24," ucap Obin, dengan gaya khasnya, berkebaya dipadu kain. 'Peringatan awal' tersebut disambut tawa para tamu yang kebanyakan adalah orang terdekat dan klien setianya.

Mereka yang hadir sepertinya paham dan tak akan kecewa lantaran bisa melihat 10 busana pria di catwalk persembahan BINhouse, jenama besutannya, saja sudah lebih dari cukup. Pasalnya, jarang-jarang perempuan 69 tahun tersebut menggelar peragaan yang didedikasikan khusus untuk pria.
Terakhir kali ia melakukannya 11 tahun lalu di acara yang sama. "Can't live without the men," seloroh Obin yang lebih nyaman dikenal sebagai tukang kain ketimbang perancang.

Seperti model wanita di fashion show BINhouse yang sudah-sudah, para model pria melenggang jenaka sambil diiringi pilihan lagu lintas genre. Tipikal Obin, musik yang diputar seputaran rock n roll, blues, soul, hingga motown.

Begitu pun busananya yang diperagakan. Memadukan siluet traditional dengan gaya kontemporer, menonjolkan detail Nusantara yang memikat. Tentunya pilihan kain menjadi daya tarik kreasi Obin bersama Theresia Perwitasari sebagai Head of Fashion Apparel.

Kain dipadu dengan atasan berupa kemeja oversized yang nyaman dengan motif etnik yang tak kalah indah. Tampilan pria masa kini yang modern tetap terakomodasi berkat padanan alas kaki berupa boots dengan sol statement tebal yang menyumbangkan kesan maskulin.

Ditanya soal tantangan, Obin mengaku merancang busana pria tak berbeda jauh dari wanita. "Tubuh manusia adalah tubuh manusia. Cara jalan dan gerak (pria dan wanita) memang berbeda. Tapi tidak ada tantangan," ujarnya kepada Wolipop.

Teknik Lilin Perintang

Berdiri sejak 1985, BINhouse mengusung slogan Indonesian Creation yang senantiasa terwujud dalam proses pembuatan kain yang sarat filosofi, khususnya batik. Termasuk lembaran kain yang muncul di koleksi ini.

Salah satu teknik yang Obin gunakan adalah halang lilin. Alih-alih dicanting, motif batik justru terbentuk melalui pencelupan malam.

Cara ini sebenarnya termasuk peninggalan leluhur. Obin kemudian mulai mengembangkannya pada masa awal BINhouse berdiri. Komunitas internasional mengenalnya sebagai teknik 'wax resist', tapi Obin lebih suka dengan istilah lilin perintang.

Tak sekedar cara yang unik sebagai hasil dari kearifan lokal, tapi filosofi di baliknya yang paling memukau Obin. "Teknik ini sangat menggambarkan karakter orang Jawa yang halus dan tak mau bicara blak-blakan untuk menjaga perasaan orang lain. To say things without saying it," katanya.