Berkantong tebal saja rupanya tidak menjamin bagi para fashionista ini untuk mendapatkan tas Birkin impian mereka. Sebuah gugatan lantas dilayangkan kepada Hermes karena dianggap melakukan praktik penjualan secara tak adil.
Gugatan kolektif yang didaftarkan di pengadilan San Francisco, California, Amerika Serikat (AS), itu beratasnamakan Tina Cavalleri dan Mark Glinoga.
Dalam dokumen gugatan, seperti dilaporkan The Guardian, calon konsumen disebut harus membeli produk Hermes lainnya seperti sepatu, scarf, sabuk, dengan total nilai ribuan dolar AS agar masuk dalam daftar prioritas pembeli Birkin.
Tina mengalaminya saat mencoba membeli tas favorit para selebriti itu pada 2022. Berdasarkan pengakuannya, staf butik Hermes mengatakan bahwa tas edisi khusus hanya dijual untuk 'klien yang selama ini konsisten mendukung bisnis kami'.
Adapun tahun lalu, Mark disarankan oleh staf Hermes untuk membeli produk tambahan dulu supaya kesempatannya untuk bisa menebus tas Birkin lebih besar.
Hermes, yang berbasis di Prancis, dituduh telah melanggar Undang-Undang Antipakat (Antitrust Law) yang berlaku di AS. Hukum tersebut mengatur praktik dagang yang merendahkan persaingan atau dianggap tidak adil.
Di AS, Hermes yang berdiri sejak 1837 membuka 43 gerai. Delapan di antaranya berada di Negara Bagian California.
Gugatan tersebut menyebut tas Birkin sebagai 'ikon mode'. Dinamai sesuai nama aktris Jane Birkin, tas ini lekat dengan simbol status yang berprestise dan eksklusif.
Konsumen tidak dapat membeli Birkin secara online dari Hermès. tas kulit tersebut, yang dibuat dengan tangan dan bernilai dari ratusan hingga ribuan dolar, tidak dipajang untuk dijual di toko ritel.
"Biasanya, hanya konsumen yang dianggap layak untuk membeli tas tangan Birkin yang akan diperlihatkan tas tangan Birkin [di ruang pribadi]," klaim gugatan tersebut.
Simak Video "Video: Tas Hermes Birkin Pertama Dilelang, Laku dengan Harga Segini!"
(dtg/dtg)