Temma Prasetio semakin menunjukkan komitmennya untuk konsisten dalam berkarya sebagai desainer busana pria. Menggarap kain tradisional, terkhusus tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi fokusnya. Di luar itu, ia juga mulai berekspansi ke lini busana siap pakai.
Koleksi terakhirnya yang mengangkat keindahan ragam tenun khas NTT naik pentas di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2024. Di peragaan persembahan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) NTT dengan tajuk 'Sa'o' itu, Temma berbagi panggung dengan dua desainer lain, yakni Maya Ratih dan Studio Jeje.
Secara spesifik, Temma menamai koleksinya 'Musalaki' yang dalam bahasa Endel berarti seorang kepala adat. Inspirasinya bersumber dari hasil observasi Temma terhadap perkembangan busana pria.
Ia melihat mereka sudah berani bereksplorasi dalam konteks gaya. "Tidak lagi monoton digambarkan dengan hanya menggunakan setelan jas atau tampilan yang kaku, seiring dengan banyaknya figur pemimpin seperti di bidang fashion, art, entertainment, politik dan lain-lain dengan ragam cara berpakaian mereka yang lebih bebas berekspresi," kata Tema kepada Wolipop baru-baru ini.
Kebutuhan pria yang makin sophisticated tersebut kemudian Temma coba akomodasikan dengan menggarap wastra dari beberapa daerah di NTT, seperti Sumba Timur, Manggarai Barat, Ende, dan Boti.
Familier dengan tenun-tenun NTT, Temma menilai ekosistem tenun NTT sudah semakin berkembang. Terlihat dari kualitas kain yang kini lebih lembut dan kehadiran warna-warna baru seperti steel blue, light blue, olive green, sandy brown, dan light grey.
Keragaman tersebut tentu memberi kesempatan bagi Temma untuk menciptakan koleksi yang lebih variatif. Meski di sisi lain, ada tantangan karena harus beradaptasi lagi.
"Proses persiapan koleksi ini makan waktu enam bulan, mulai dari pembuatan kain, pemilihan motif, warna hingga pembuatan pakaiannya," kata finalis Lomba Perancang Mode (LPM) Menswear 2018 itu.
Lahirlah 12 set busana dengan cutting yang modern seperti oversized suit, cropped sweater, kimono, oversized shirt dan cardigan. Detail permainan lace dan finishing berupa beads yang menyumbangkan sentuhan klasik semakin menawarkan daya tarik tersendiri.
Di luar mengolah produk tenunan, kolaborasi Temma dan Dekranasda NTT turut mencakup program pembinaan para talenta lokal. Ia sangat mengapresiasi upaya Dekranasda dalam mengembangkan sumber daya manusianya baik dari segi kreativitas maupun bisnis.
"Masyarakat NTT juga tidak perlu jauh-jauh lagi untuk membuat pakaian karena para desainer lokal sudah sangat bisa diandalkan. Promosi tenun perhelatan fashion show, ajang kontes kecantikan, dan kegiatan wisata sudah sangat terasa sekali dampaknya. Khalayak luas semakin mengetahui keberadaan tenun NTT," katanya.
Usai merampungkan koleksi 'Musalaki', kesibukan Temma tak berhenti begitu saja. Ia langsung mempersiapkan peluncuran koleksi perdan busana siap pakainya.
khusus untuk lini ini, ia menonjolkan potongan yang sederhana, modern, minimalis dengan sentuhan industrial unfinished yang cocok dikenakan sehari-hari, baik untuk kesempatan resmi, maupun kasual.
"Koleksi ini untuk memberikan pilihan yang lebih luas kepada penikmat fashion. Tidak lagi hanya menggunakan kain-kain tradisional Indonesia tapi tanpa meninggalkan ciri khas dari desain Temma Prasetio," katanya.
Simak Video "Tips Merawat Kain Tenun Berbahan Pewarna Alam Agar Awet"
(dtg/dtg)