Di ranah luxury brand, Clare Waight Keller dengan rekam jejaknya di beberapa rumah mode dunia dipandang sebagai perancang tersohor. Maka wajar ketika Uniqlo menggandeng Clare, koleksinya sangat dinantikan.
Perjalanan karier Clare di industri mode mencakup posisi stylist di Calvin Klein dan Ralph Lauren, kemudian menangani divisi busana wanita dan aksesori Gucci. Sampai akhirnya perempuan kelahiran Birmingham, Inggris, 53 tahun lalu ini menempati posisi tertinggi di rumah mode Prancis Chloe sebagai artistik direktur. Jabatan tersebut pernah dipegang oleh Karl Lagerfeld.
Pada 2017, nama merek besar Prancis lainnya, yakni Givenchy, memberi mandat kepada Clare untuk memimpin tim kreatifnya.
Menggantikan Riccardo Tisci, Clare menjadi perempuan pertama yang mengisi posisi tersebut sejak Givenchy didirikan pada 1952.
Setahun berselang, namanya kian disorot lantaran menjadi orang kepercayaan Meghan Markle untuk mendesain gaun pengantin yang dipakai saat hari pernikahannya dengan Pangeran Harry.
Masa pengabdian Clare di Givenchy hanya bertahan selama tiga tahun sebelum akhirnya ia hengkang pada April 2020.
'Vakum' dari ingar-bingar panggung mode dunia, Clare ternyata diam-diam mempersiapkan koleksi bersama Uniqlo.
"Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, Uniqlo merasa Clare merupakan sosok kolaborator yang tepat," ungkap Marketing Manager Uniqlo Indonesia Lisqia Lalantika saat peluncuran koleksi yang dinamai Uniqlo:C itu di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, pada Rabu (13/9/2023).
Design wise, menurut Lisqia, koleksi Uniqlo:C menawarkan keunikan tersendiri dengan konsep Lifewear yang modern dan fungsional seperti digaungkan jenama asal Jepang itu beberapa tahun terakhir.
"At the same time, kami kawinkan dengan desain Clare yang high-end dan sophisticated," tambahnya.
Britishness seorang Clare mendominasi dalam pilihan outerwear seperti mantel klasik coklat yang terbuat dari 100 persen katun twill. Jajaran luaran turut mencakup jaket oversized berbahan wol, dan jaket corduroy.
Meski dikhususkan sebagai koleksi wanita, item-item tersebut tetap fleksibel untuk melengkapi gaya busana para pria masa kini.
Untuk dress, hadir pilihan motif floral yang feminin dan mengingatkan pada masa-masa Clare di Chloe. Sementara itu, rok lipit blok warna hingga kemeja oversized bermotif tartan seakan merepresentasikan kekuatan detail jahitan (tailoring) yang diusung Clare di Givenchy.
"Salah satu karakter kuat dari seorang Clare, dia mampu membuat imej perempuan yang kuat dan fleksibel lewat koleksinya," ujar stylist selebriti Ajeng Dewi Swastiari di kesempatan yang sama.
Tak hanya busana, Uniqlo:C turut menyertakan aksesori seperti tas, topi, dan sepatu dalam siluet loafers yang klasik. Harga dari koleksi yang dirilis pada 15 September ini mulai dari Rp 399.000.
Clare bukan desainer Inggris pertama yang digandeng Uniqlo. Saat ini, Uniqlo masih berkolaborasi dengan Jonathan, pendiri label JW Anderson sekaligus direktur kreatif Loewe.
Apakah Clare juga akan menjadi kolaborator 'tetap' dengan Uniqlo? "Kita tunggu saja nanti," ujar Lisqia.
Simak Video "Video: Uniqlo Hadapi Seruan Boikot di China Seusai Bahas Kapas Xinjiang"
(dtg/dtg)