Di tengah euforia 'Barbie' dan 'Oppenheimer', Studio 1 Premier di Bioskop XXI Plaza Senayan menayangkan sebuah film yang bukan produksi sineas Hollywood ataupun rumah produksi sinema dalam negeri. Film tersebut justru suguhan dari desainer Sapto Djojokartiko.
Sekali lagi Sapto merilis koleksi busana terbarunya dalam bentuk presentasi visual, konsep yang diadaptasinya sebagai pengganti peragaan fisik semasa awal pandemi. Namun, alih-alih menayangkannya di YouTube, Sapto justru memilih bioskop untuk memperkenalkan deretan busana Fall-Winter 2023.
"Tadinya cuma mau buat konten media sosial saja. Sampai akhirnya muncul ide buat screening di bioskop sekitar satu minggu sebelum hari ini," ungkap Sapto di butiknya saat film tersebut perdana 'naik layar', Kamis (20/7/2023).
Ternyata, lanjut Sapto, proses perizinan tak segampang yang dikira. Meski hanya berupa visual kolase busana dengan durasi kurang dari 10 menit, film tersebut harus melalui Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia.
Beruntung, filmnya sukses lolos sensor sehari jelang hari pemutaran. "Saya jadi belajar banyak hal baru yang menarik," ujar Sapto.
Tak ada pihak ketiga atau sutradara film profesional yang Sapto gandeng untuk merealisasikan proyek ini. Semuanya merupakan hasil karya tim internal Sapto dan beberapa anak magang.
Maka sebelum pemutaran film, Sapto lantas mengapresiasi mereka dengan memperkenalkan secara langsung di hadapan klien terpilih dan jurnalis. "Saya harap ini bisa menjadi salah satu pencapaian yang juga bisa mereka banggakan," tambahnya.
Variasi Kerah
Hampir seratus set busana yang Sapto siapkan untuk koleksi Fall/Winter 2023, tapi hanya 28 yang muncul di film. Namun, pilihan tersebut cukup untuk merangkum tawaran terbaru perancang asal Solo, Jawa Tengah, itu.
Warna netral seperti beige dan abu-abu kembali menjadi primadona, tanpa kehadiran palet berani dan menyala seperti musim-musim sebelumnya. Selain itu, koleksi ini diperkaya dengan corak baru, detail handwork, dan permainan tekstur yang lebih intens.
"Saya memang sengaja ingin membuat koleksi ini lebih occasional atau digunakan pada momen-momen yang formal," terang lulusan ESMOD Jakarta ini.
Pembeda lain adalah variasi bagian kerah. Mulai dari gaya kerah victorian yang dramatis hingga scarf segitiga yang urban.
Dari segi motif, Sapto memperkenalkan corak bernama 'Ukelan Reben'. Bentuk yang meliuk-liuk merupakan ciri khas untuk motif yang didominasi oleh teknik embroidery itu.
Simak Video "Video Rekomendasi Film Bioskop Minggu Ini: Ada yang Bikin Takut sampai Nangis"
(dtg/dtg)