Detik-detik memilukan hancurnya sebuah rumah mewah akibat dahsyatnya arus banjir bandang di Padang, Sumatera Barat, terekam kamera dan menjadi viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh pemilik rumah, yang hanya bisa pasrah melihat propertinya ambruk dan bahkan mobilnya ikut terseret air bah.
Banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat ini tidak hanya merusak infrastruktur, namun juga menghancurkan kenangan dan harta benda yang dibangun bertahun-tahun.Di media sosial TikTok, pemilik rumah lewat akun @metha_aj membagikan serangkaian foto dan video yang memperlihatkan kondisi rumahnya sebelum dan saat bencana terjadi.
@metha_aj 2017-2025 🥹💔 "dibalik kesusahan pasti ada kemudahan"
♬ suara asli - metha
Dalam video berdurasi singkat yang menyebar luas, tampak rumah berdesain modern dengan pagar minimalis berwarna putih itu roboh secara perlahan. Rumah tersebut terbawa arus air yang mengalir deras di halaman dan jalan raya. Beberapa detik kemudian, sisa-sisa bangunan dan material lainnya hanyut terseret, diikuti oleh sebuah mobil berwarna gelap yang terlihat terendam dan terlempar oleh derasnya arus.
Menyertai unggahan pilunya, pemilik akun tersebut menuliskan kalimat haru dan penuh keikhlasan. "Ikhlas yaaAllah, tapi akan selalu rindu 😇🙂💔," tulisnya, menunjukkan betapa besar rasa kehilangan yang ia rasakan terhadap tempat tinggal yang kini hanya tinggal kenangan.
Unggahan ini dengan cepat menuai simpati dari warganet, yang ikut merasakan kepedihan atas musibah yang menimpa dirinya dan keluarga.
"Yang tabah ya kak, semoga diganti dengan yang lebih baik🥹," ujar pengguna TikTok @Ramaaaa.
"Kaak semoga diganti dengan rezeki yang lebih lagi yaaa ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜," kata akun @Bunay.
"Kakak, semoga digantikan oleh Allah berkali2 lipat yaa 🥹ðŸ˜," saut akun @Egeells.
Konfirmasi Wolipop
Wolipop sudah mewawancarai pemilik rumah, sekaligus pengunggah TikTok @metha_aj, Metha Amelia Junita, untuk mengetahui lebih dalam kisah di balik unggahan viral tersebut.
Metha yang sehari-hari adalah seorang ibu rumah tangga di Padang, Sumatera Barat, menceritakan bahwa rumah yang hanyut itu adalah hasil kerja keras dan perjuangan panjang.
Dibangun dari Nol Hasil Usaha Nasi Bungkus Rp 10 Ribu
Metha menceritakan bahwa rumah yang hancur tersebut bukanlah rumah siap huni. Rumahnya dibangun secara bertahap sejak tahun 2017 dari hasil usaha keluarga.
"Rumah itu bukan kami beli dalam bentuk siap huni, rumah itu kami bangun dari nol. Dibangun dari pertengahan tahun 2017," ungkap Metha kepada Wolipop, Kamis (4/12/2025).
"Awalnya kami hanya mengontrak. Di saat rumah itu selesai 1 kamar ada 1 kamar mandi dan dapur. Kami sudah tinggal di rumah itu," ucapnya.
Metha mengungkap bahwa fondasi rumah itu dibangun dari keringat hasil usaha yang sangat sederhana. Dia dan keluarganya memiliki usaha rumah makan Padang.
"Saat itu kami menjual hanya dengan harga Rp 10 Ribu per bungkus. Bukan rumah makan yang mewah. Rumah itu ber angsur kami bangun sampai tahun 2020. Di saat sudah hampir selesai, 2020 November ayah dipanggil Ilahi. Hingga sampai rumah itu hanyut kemarin, rumah itu masih kami cicil untuk mengisi perabotannya," kata Metha lirih.
Rumah Menjadi Aliran Sungai Baru
Metha menegaskan bahwa lokasi rumahnya sebenarnya tidak berada tepat di tepi sungai. Namun bencana tahun ini membawa dampak yang jauh lebih besar.
"Rumah kami cukup jauh dari sungai. Sekitar 200-300 meter dari sungai," jelas Metha.
"Kejadian air bah tidak sekali kami temui sejak rumah itu ada. Tapi tahun ini, air bah yang sangat besar sampai membawa hanyut rumah kami," lanjutnya.
Metha dan keluarganya tidak sempat menyelamatkan harta benda apa pun. Saat itu semua isi rumah terbawa arus banjir bandang. Kondisi lokasi rumahnya kini berubah total.
"Posisi rumah kami sekarang sudah menjadi aliran sungai yang baru," sautnya.
Saat ini, Metha dan keluarga yang tinggal di rumah tersebut sudah mengungsi di kediaman saudara suaminya. Ia bersyukur tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Mengenai penyebab bencana, Metha memilih untuk berserah diri dan tidak ingin menyalahkan siapa pun. Setelah kehilangan satu-satunya rumah yang dibangun dengan susah payah, Metha kini hanya bisa merencanakan untuk kembali mengontrak, sambil berharap bisa membangun lagi di masa depan.
"Buat ke depan mungkin bakal kembali ngontrak, kalau ada lagi rezeki lebih, kami sekeluarga mau bangun rumah lagi," pungkas Metha.
(gaf/eny)