Desainer Ini Tolak Rancang Busana untuk Rosalia karena Bungkam soal Palestina

Sorotan terhadap konflik kemanusiaan di Gaza, Palestina, semakin memicu respons dari berbagai kalangan, termasuk dunia fashion. Seorang desainer ternama asal Spanyol memilih untuk angkat suara dengan cara tegas, menolak merancang busana untuk penyanyi Rosalía.

Sang desainer menolak permintaan Rosalia karena menganggap pelantun lagu 'LA FAMA' itu tak cukup vokal menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Desainer tersebut adalah Miguel Adrover, yang dikenal tak hanya lewat karya avant-garde-nya, tapi juga komitmennya terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan. Lewat unggahan di media sosial, Miguel mengungkap bahwa dia baru saja menolak tawaran untuk merancang busana khusus bagi Rosalia.

Dalam unggahan tersebut, dia menulis,"Melakukan hal yang benar... Diam berarti turut bersekongkol, apalagi jika kamu punya mikrofon besar yang didengar jutaan orang saat kamu bernyanyi."

Miguel menekankan bahwa para figur publik punya tanggung jawab moral untuk bersuara, terutama dalam menghadapi apa yang dia sebut sebagai genosida. Dia juga membagikan tangkapan layar dari email antara timnya dan perwakilan Rosalia, yang tampaknya tengah mengupayakan desain busana custom untuk acara di bulan September.

Namun jawaban dari pihak Miguel jelas dan tegas: "Maaf, tapi Miguel tidak bekerja sama dengan artis yang tidak secara terbuka mendukung Palestina."

Miguel menegaskan bahwa sikapnya bukan ditujukan untuk menyerang pribadi sang bintang pop.

"Rosalia, ini bukan hal pribadi. Aku mengagumi bakatmu dan semua pencapaianmu. Tapi aku percaya kamu lebih dari sekadar artis hiburan biasa. Sekarang saatnya untuk melakukan hal yang benar," tulisnya.

Meski tidak ada unggahan terkait konflik Gaza di akun media sosial Rosalia baru-baru ini, sejumlah penggemar sempat membagikan tangkapan layar dari Instagram Story yang diduga ia unggah pada Oktober 2023-beberapa hari setelah serangan Hamas ke wilayah Israel.

Dalam unggahan tersebut, Rosalía membagikan kampanye dari UNICEF yang menyoroti krisis kemanusiaan dan kekurangan pangan di Gaza, serta mengajak publik untuk berdonasi.

Namun, beberapa pihak mengklaim unggahan itu dihapus hanya beberapa jam setelah ditayangkan.