Keluarga Kerajaan Inggris sering kali terlihat berkendara tanpa menggunakan sabuk pengaman. Mereka sengaja melakukannya justru karena alasan keamanan.
Michael Chandler, seorang pakar keamanan asal Inggris, mengungkapkan bahwa keputusan anggota kerajaan untuk tidak mengenakan sabuk pengaman didasarkan pada "pertimbangan keamanan".
"Ada kekhawatiran mengenai kecepatan dalam mengevakuasi seorang anggota kerajaan dari kendaraan dalam situasi darurat," ujar Chandler kepada Daily Mail.
Selain faktor keamanan, kenyamanan dan penampilan juga menjadi pertimbangan. Chandler menjelaskan bahwa dalam beberapa acara resmi, seperti saat mengenakan seragam militer atau pakaian formal, anggota keluarga kerajaan cenderung enggan menggunakan sabuk pengaman karena dapat mengganggu tampilan pakaian mereka.
"Jika mereka sering keluar-masuk kendaraan, kecil kemungkinan mereka akan memasang sabuk pengaman setiap saat," kata Chandler. "Bagi pria, misalnya, sabuk pengaman dapat membuat kemeja kusut, dan itu juga bisa menjadi faktor pertimbangan."
Namun, Chandler menegaskan bahwa anggota keluarga kerajaan tetap menggunakan sabuk pengaman dalam situasi tertentu. "Sebenarnya, mereka lebih sering mengenakan sabuk pengaman daripada yang disadari publik. Saat bepergian dengan kecepatan tinggi di London atau di jalan tol, mereka pasti memakainya," jelasnya.
Terkait aspek hukum, keluarga kerajaan tampaknya tidak akan menghadapi konsekuensi atas keputusan tersebut. Raja Charles III, misalnya, memiliki imunitas hukum sebagai pemimpin monarki.
"Berdasarkan Undang-Undang Hak 1689, monarki berada di atas kekuatan hukum dan pengadilan," kata Chandler, yang juga memiliki latar belakang di bidang hukum. Ia menambahkan bahwa Undang-Undang Crown Proceedings 1947 memang memungkinkan tuntutan hukum terhadap pemerintah dan departemen kerajaan, tetapi secara eksplisit mengecualikan raja dari tuntutan tersebut.
Sementara itu, untuk anggota keluarga kerajaan lainnya, keputusan mengenai pemakaian sabuk pengaman didasarkan pada evaluasi risiko oleh petugas keamanan mereka. Chandler menegaskan bahwa keputusan yang dibuat oleh para pengawal mereka tidak mungkin dipertanyakan oleh aparat penegak hukum lainnya.
"Meskipun mereka tidak secara hukum dibebaskan dari kewajiban memakai sabuk pengaman saat tidak dalam tugas seremonial, kecil kemungkinan mereka akan ditindak jika keputusan tersebut diambil oleh petugas keamanan yang bertugas melindungi mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, Chandler menjelaskan bahwa Peraturan 6E dalam Road Traffic Act, yang diperbarui pada 1993, menyatakan bahwa kendaraan yang digunakan oleh kepolisian, layanan pemadam kebakaran, dan penyelamatan, memiliki pengecualian dari aturan sabuk pengaman. Hal ini juga mencakup perlindungan diplomatik yang berada di bawah yurisdiksi Kepolisian Metropolitan.
Keputusan keluarga kerajaan untuk sesekali mengabaikan sabuk pengaman menjadi perbincangan publik, terutama setelah kecelakaan tragis di Paris yang merenggut nyawa Putri Diana pada 1997. Dalam insiden tersebut, Diana, Dodi Fayed, dan pengemudi Henri Paul tewas, sementara satu-satunya yang selamat, Trevor Rees-Jones, mengalami luka parah. Investigasi menemukan bahwa tidak ada penumpang yang mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan.
Pada Agustus 2022, David Douglas, mantan perwira senior Kepolisian Metropolitan yang terlibat dalam penyelidikan resmi kecelakaan itu, mengungkapkan bahwa penggunaan sabuk pengaman bisa saja menyelamatkan nyawa para penumpang.
"Jika mereka memakai sabuk pengaman, para ahli kami memperkirakan kemungkinan selamat mencapai 80 persen," ujarnya kepada program Good Morning Britain. Ia menambahkan, "Kecelakaan itu tetap akan menjadi peristiwa mengerikan, dan mereka akan mengalami cedera serius, tetapi mungkin tidak sampai berakibat fatal."
Pada 2019, Pangeran Philip juga terlibat kecelakaan saat mengendari mobilnya. Kala itu, ia diketahui tak memakai sabuk pengamanan.
Saksikan Live DetikPagi :
Simak Video "Video Isi Pidato Publik Perdana Kate Middleton Setelah 2 Tahun"
(dtg/dtg)