Jason Knauf, mantan penasihat istana yang pernah bekerja untuk Meghan Markle, angkat bicara terkait intimidasi dan bullying yang dilakukan Duchess of Sussex ke ajudannya. Jason mengaku tidak menyesali pernyataannya.
"Saya tidak akan mengubah apapun," ungkap Knauf dalam wawancara eksklusif dengan '60 Minutes Australia'.
Knauf, yang mulai bekerja dengan Meghan dan Pangeran Harry pada tahun 2018, menyatakan bahwa selama waktu mereka bersama, ia banyak memperhatikan perilaku Meghan yang mengkhawatirkan.
"Saya sangat prihatin bahwa Duchess dapat mengusir dua asisten pribadi kami dalam setahun terakhir. Perlakuannya terhadap X sama sekali tidak bisa diterima," tulisnya dalam pengaduannya yang bocor pada 2021.
"Sang Duchess tampaknya selalu ingin menargetkan seseorang. Dia menindas Y dan berusaha merusak kepercayaan dirinya. Kami telah menerima laporan dari orang-orang yang menyaksikan perilaku tidak dapat diterima terhadap Y," tambahnya.
Knauf menceritakan betapa beratnya kala itu ia bekerja untuk Duchess of Sussex. Bekerja di istana memiliki risikonya sendiri.
"Sebagai seseorang yang membantu orang lain menghadapi sorotan publik, kamu terkadang harus menelan pil pahit itu sendiri," imbuhnya.
Saat itu, Times of London diberitahu bahwa Markle diduga membuat stafnya menangis ketika dia tinggal di Istana Kensington. Menurut kantor berita tersebut, seorang anggota staf diduga gemetar setelah pertemuan buruk dengan aktris tersebut, dan dua karyawan senior diintimidasi hingga mengundurkan diri.
Seorang mantan staf lainnya angkat bicara dan menyatakan bahwa mereka menghadapi kekejaman emosional dan manipulasi dari Meghan Markle. Namun Meghan mengaku merasa sedih atas serangan terhadap karakternya. Juru bicara Meghan sempat menyatakan bahwa klaim tersebut sebagai kampanye pencemaran nama baik.
Simak Video "Video: Meghan Markle Buka Online Shop Hasil Kurasi Fashion Favoritnya"
(kik/kik)