×
Ad

Ratu Rania Buka Suara Soal Gaza: Tidak Ada Bukti Hamas Penggal Bayi

Rahmi Anjani - wolipop
Kamis, 26 Okt 2023 14:00 WIB
Foto: Instagram @queenrania
Jakarta -

Ratu Rania dari Yordania akhirnya ikut buka suara mengenai perang Israel dan Hamas yang makin memanas. Konflik tersebut menjadi perhatiannya terlebih dirinya merupakan keturunan Palestina. Dalam pernyataannya, sang ratu mengecam standar ganda para pemimpin Barat yang dianggap diam terhadap pemboman Israel di Gaza. Ia pun merasa tidak ada bukti Hamas pernah membunuh bayi-bayi seperti yang ramai diberitakan.

Dalam wawancara terbaru dengan CNN, Ratu Rania mengungkap pendapatnya mengenai serangan Hamas pada Israel. Ia mengutuk apa yang terjadi di sana namun merasa bahwa dunia tidak melihat fakta bahwa sebuah negara punya hak untuk membela diri. Wanita 53 tahun tersebut bahkan merasa jika dunia menutup mata dengan kondisi menyedihkan yang terjadi di Palestina.

"Ini pertama kalinya dalam sejarah modern bahwa ada manusia yang menderita dan dunia bahkan tidak menyerukan genjatan senjata," ujarnya kepada Christiane Amanpour.


Dalam kesempatan itu, Ratu Rania membahas bagaimana pemberitaan mengenai konflik yang terjadi di antara kedua negara dan kondisi di Gaza. Ia bahkan mengkonfrontasi media yang mewawancara mengungkap laporan yang belum bisa dibuktikan, termasuk mengenai pembunuhan anak-anak.

"Bahkan jaringan (media)mu yang melaporkan anak Israel ditemukan ditebas di kibbutz Israel tapi ketika kamu membaca cerita selengkapnya, itu belum terverifikasi secara independen,"

Mengenai respon Israel terhadap serangan Hamas, Ratu Rania pun menyayangkan bahwa kekerasan fisik bahkan pemboman terus menerus terjadi. "Setiap negara punya hak untuk membela diri tapi tidak dengan perang kejahatan bukan dengan hukuman kolektif," ungkapnya.

Mewakili negara-negara Arab, wanita yang besar di Kuwait itu menyebut jika mereka terkejut dengan pemberitaan mengenai perang. Kebanyakan media seolah menyebut konflik itu baru terjadi kemarin padahal sudah berlangsung selama 75 tahun terakhir. Perang berkepanjangan itu bahkan disebut sebagai kisah kematian orang-orang Palestina.

"Orang-orang di Timur Tengah, termasuk Yordania, kami terkejut dan kecewa dengan reaksi dunia terhadap bencana ini. Dalam beberapa minggu terakhir, kami melihat standar ganda dunia yang mencolok,"

"Ini adalah kisah kependudukan di bawah di bawah rezim aparteid yang menduduki tanah, menghancurkan rumah, menyita tanah, menyerang secara militer, dan menyerang saat malam," tambah Ratu Rania.




(ami/ami)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork