×
Ad

10 Puisi Tentang Ibu Telah Meninggal yang Menyentuh Hati

ilham fikriansyah - wolipop
Minggu, 17 Sep 2023 11:02 WIB
Foto: Quinton Coetzee/Unsplash
Jakarta -

Ibu merupakan sosok perempuan yang tangguh dan berani di mata seorang anak. Ketika detikers harus kehilangan ibu selamanya, tentu muncul rasa sedih di dalam hati.

Ketika sosok ibu pergi meninggalkan dunia, sebaiknya detikers memanjatkan doa kepada Tuhan agar ia diterima di sisinya. Untuk melampiaskan rasa sedih, kamu juga bisa membuat puisi tentang ibu yang telah berpulang.

Sebagai informasi, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.


Menurut KBBI, puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Ingin membaca puisi tentang sosok ibu yang telah meninggal? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

Puisi Tentang Ibu Telah Meninggal

Simak kumpulan puisi tentang sosok ibu telah meninggal yang bikin haru dan menyentuh hati di bawah ini.

1. Tak Terhingga

Karya: Najwa Futhana Ramadhani

Aku menangis
Air mata ini jatuh membasahi bumi
Aku menangis
Menyadari,
Aku selalu egois
Tangisku tak mengubah segalanya
Tangisku tak dapat mengubah isi hatinya
Aku menyesal
Karena perbuatan ku
Aku menyesal
Atas segala kesalahanku
Kini ...
Tinggal ku duduk menyendiri
Menunggu jawaban hidup ini
Akhirnya kusadari
Dia telah pergi
Ke pelukan Illahi
Walau telah tiada
Segala cinta
Segala kasih sayangnya
Akan selalu membekas di hatiku
Oh, Ibu ...

2. Kerinduan

Karya: AsYourWish

Gerimis bertaut membasahi tubuh
Rinainya jatuh menjadi tangisan di mataku
Rasa ini membeku
Membantu mengingat kisah lalu
Saatku lincah nan lugu,
Waktu kecilku
Biarlah napasku bercerita tentangmu
Bersajak indah memanggil namamu
Ibu..
Aku teramat merindukanmu
Aku rindu
Rindu masa itu
Rindu saat ibu menimangku
Berbisik doa merajut sanubariku
Semoga ibu di sana tersenyum bahagia selalu
Doa anakmu yang selalu menyertaimu.

3. Jauh Lebih Bermakna

Karya: Taufiq Ridho

Telah berjuta kata coba kurangkai
Ketika inginnya hati menggambarkan
Lautan tinta telah kuhabiskan
Ketika tangan kotor ku ingin tuliskan
Seketika, tubuhku mematung pas yang seakan berhenti
Jiwa yang bergejolak mencampur adukan rasa
Aku tak bisa, apa yang sulit dari merangkai kata?
Begitu sulitkan menulis?
Tidak! Ternyata bukan itu
Karena seindah apapun kata yang kurangkai
Sebanyak apapun tinta yang kuhabiskan
Kasihmu jauh melebihi itu
Semua tentangmu, jiwa yang suci itu
Sebuah penghargaan yang ingin kuberikan
Walau jauh berbanding bersama dengan tulusnya kasihmu itu
Apalah makna sebuah kronologis kata ini
Kasihmu itu jauh lebih bermakna
Karena engkau, aku mengerti hidup ini
Kau itu bagaikan mentari
Kau yang menyinari siangku
Dan memberikan sinarmu terhadap bulan untuk menerangi malamku
Aku menyayangimu, Ibu...

4. Ibu

Karya: Chairil Anwar

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarahi
Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu...

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja

Pernah aku melawan
Katanya aku degil

Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu...

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku kesakitan
Dia ubati aku dengan penawar dan semangat

Dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun....

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu

Ibu...

Aku sayang padamu...

Tuhanku...

Aku mohon pada-Mu
Sejahterakanlah dia

Selamanya...

5. Setitik Rindu Untuk Mama

Karya: Fuji Rahma Febrianti

Tentang rasa yang tak pernah ku ungkap
Tentang hati yang terasa begitu pengap
Tentang lidah yang keluar tuk berucap
Tentang rindu yang masih menancap

Aku berusaha melangkah tanpa tuntunanmu
Aku kehilangan semangat tanpa kehadiranmu
Aku kecewa saat jauh darimu
Aku menangis pelan karena merindukanmu

Walau yang ku rasa kadang pilu
Walau hati terus menahan sendu
Walau tangis masih sering menyapaku

Aku akan menanti dengan sabar
Menutup senja hingga membuka fajar
Sampai rindu berakhir dengan kabar

6. Kesunyian Ibu

Karya: Denza Perdana

Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.

7. Rindu Ibu

Karya: Maria Sylviani

Ibu...
Aku rindu senyuman dan tawamu
Rindu suara dan sentuhanmu
Rindu disaat kita berbahagia bersama

Ibu...
Kapan kau kembali kerumah
Disini aku menunggumu
Apakah kau takkan kembali selama-lamanya

Tanpa ibu aku kesepian
Kegelapan, sedih, dan menangis
Saat aku lihat kau terbaring di peti
Rasanya takkan kupercaya

8. Tangisan Air Mata Bunda

Karya: Monika Sebentina

Tangisan Air Mata Bunda
Dalam senyum kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
Tak sedetik pun menghentikan langkahmu

Untuk bisa memberi harapan baru bagiku
Bukan setumpuk emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku
Bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
Bukan juga uang yang kau minta dalam kemenanganku

Tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata padaku
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersamamu

9. Malaikat Tak Bersayap Itu Bernama Ibu

Karya: Anonim

Ibuku sayang... ibuku yang selalu riang
Entah bagaimana aku harus membalas kebaikanmu, Bu
Di saat aku sedih, aku gagal, engkaulah orang yang pertama kali mengusap air mataku dan memelukku
Di saat aku gembira ku lihat senyum tulus tersungging di bibir ibu

Ibu
Bagaikan malaikat tak bersayap
Yang kasih sayangnya sepanjang masa
Yang tak kenal lelah mengajarkan kebaikan
Yang tak pantang menyerah walau dilanda susah
Yang hatinya seluas samudera

Walau anak-anaknya menyayangi sepanjang galah
Maafkan jika anak-anakmu belum bisa membahagiakanmu ibu
Hanya doa yang selalu kami panjatkan untukmu
Semoga damai di alam sana
Aku rindu engkau ibuku

10. Kepergianmu Ibu

Karya: Netriyani

Tak kuasa ku menahan semua ini
Tak percaya untukku melihat ini
Apakah benar itu dirimu ibu
Terdiam bisu tanpa bersua

Terbaring di tengah-tengah kerumunan
Lantunan ayat-ayat Allah terdengar
Mengiring sedihnya hati
Kau hanya diam tak bergerak

Menangis.. itulah yang ku bisa
Berontak tak akan mengubah semua
Ikhlaslah yang harus ku pelajari
Karena itu bisa membuatmu tenang

Itu dia kumpulan 10 puisi tentang ibu telah meninggal dunia yang menyentuh hati. Semoga artikel ini dapat membantumu yang ingin membacakan puisi untuk sang ibu yang telah berpulang.



Simak Video "Video K-Talk: Seruan Semangat dari Puisi 'Aku' Chairil Anwar untuk Warga Korsel"

(ilf/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork