×
Ad

Arti FOBO, Istilah Gen Z yang Memicu Masalah Kesehatan Mental

Kiki Oktaviani - wolipop
Kamis, 20 Feb 2025 05:00 WIB
Ilustrasi Foto: Shutterstock
Jakarta -

Muncul sebuah fenomena baru yang menyebabkan kecemasan berlebih, terutama di kalangan Gen Z. Istilah yang sedang tren ini dikenal sebagai FOBO atau Fear of a Better Option (takut ada pilihan yang lebih baik). FOBO menjadi salah satu bentuk kecemasan modern yang sering dialami ketika seseorang dihadapkan pada terlalu banyak pilihan, sehingga sulit untuk mengambil keputusan.

Patrick McGinnis, seorang penulis dan kapitalis ventura yang pertama kali menciptakan istilah FOBO. Ia menggambarkannya sebagai sebuah kecemasan dalam mengambil keputusan.

"Fenomena ini adalah sebuah kecemasan bahwa sesuatu yang lebih baik akan datang, yang membuat kita enggan untuk berkomitmen pada pilihan yang sudah ada," ungkap McGinnis.


FOBO sering membuat seseorang menunda keputusan karena takut melewatkan pilihan yang lebih baik di masa depan. McGinnis bahkan menyebut FOBO sebagai 'saudara jahat' dari FOMO (Fear of Missing Out atau Takut Ketinggalan). Jika FOMO mendorong seseorang untuk terus mengikuti tren dan takut tertinggal dari orang lain, FOBO justru menimbulkan kecemasan dalam memilih di antara banyak pilihan yang tersedia.

FOBO membuat seseorang ragu dan menunda keputusan, bahkan untuk hal-hal sederhana, sementara FOMO cenderung membuat seseorang impulsif dalam mengambil keputusan agar tidak merasa tertinggal. Selain itu, FOBO bisa menyebabkan kelelahan dalam mengambil keputusan atau decision fatigue, sementara FOMO bisa menyebabkan stres akibat tekanan sosial dan perasaan tidak cukup melakukan sesuatu.

Tomas Svitorka, seorang pelatih kehidupan dan pengusaha, menjelaskan bahwa FOBO adalah perasaan mengganggu yang membuat seseorang ragu atau bahkan membeku saat mengambil keputusan karena mereka takut ada pilihan yang lebih baik di luar sana.

"Baik itu memilih makanan di restoran, menentukan destinasi liburan, atau bahkan memilih pasangan hidup, FOBO berkembang dengan pertanyaan: 'Bagaimana jika ada sesuatu yang lebih baik di luar sana?'" kata Svitorka kepada HuffPost.

Meskipun memiliki banyak pilihan bisa dianggap sebagai hal baik, nyatanya FOBO dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Patrick McGinnis memperingatkan bahwa kelelahan dalam mengambil keputusan (decision fatigue) adalah masalah serius yang bisa terjadi akibat FOBO.

Ketika seseorang terus-menerus menunda keputusan karena ingin mencari pilihan terbaik, mereka bisa kehilangan kesempatan yang ada di depan mata. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan kecemasan, ketidakpuasan, bahkan depresi.

Psikolog Patricia Dixon menjelaskan bahwa FOBO dapat mengikis kepercayaan diri dan menimbulkan prokrastinasi (menunda-nunda keputusan).

"Mindset ini dapat menumbuhkan ketidakpuasan dan mengikis kepercayaan diri, yang pada akhirnya membuat seseorang menunda-nunda dan sulit menentukan arah dalam hidupnya," kata Dixon.

"Dalam hubungan, ketakutan ini bisa menghambat pertumbuhan pribadi dan koneksi dengan orang lain," tambah Dixon.

Untuk melawan fenomena ini, Dixon menyarankan untuk membingkai ulang pilihan dengan menerima bahwa keputusanmu mungkin yang terbaik untuk saat ini, bahkan jika alternatif muncul di kemudian hari. Para ahli bahkan menganjurkan melempar koin untuk membuat keputusan atau menetapkan aturan sendiri secara sewenang-wenang agar pengambilan keputusan menjadi lebih mudah.

"Untuk memutus siklus ini, sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan mendengarkan naluri Anda.
Seringkali, daya tarik 'rumput tetangga lebih hijau' hanyalah kedok yang mengalihkan kita dari menghargai nilai pilihan kita saat ini," ungkapnya.



Simak Video "Video: Asal-usul Barrel Jeans Si Celana Gentong yang Lagi Tren"

(kik/kik)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork