Seorang istri menggugat cerai suaminya karena 'dipaksa' terus hamil sampai mendapatkan anak laki-laki. Namun gugatannya ditolak pengadilan hingga memicu kemarahan netizen.
Wanita asal China yang hanya diketahui bermarga Xiong menikah dengan pria dengan marga Ou pada 2015. Sebelum resmi menikah, keduanya telah memiliki empat anak perempuan, dan setelah menikah dikaruniai lagi dua anak kembar yang juga berjenis kelamin perempuan.
Xiong mengurus sendiri keenam anaknya tanpa bantuan ART maupun suaminya. Merasa sangat kelelahan, Xiong tidak ingin menambah momongan lagi, tapi sang suami melarang.
Seperti dikutip dari South China Morning Post, Ou tidak membolehkan Xiong berhenti hamil karena menginginkan anak laki-laki. Xiong pun kaget dan menyadari bahwa Ou menganggapnya tak lebih dari sekadar mesin pembuat bayi.
Pada 2019, Xiong merasa sudah cukup menjalani rumah tangga dengan Ou. Wanita asal Hunan, China, ini lalu pulang ke rumah orangtuanya dan sejak itu tidak ada kontak apapun dengan suami maupun keenam anaknya.
Xiong kemudian mengajukan gugatan cerai pada Juni 2023 ke pengadilan dengan alasan pernikahannya telah gagal. Namun saat di persidangan, Hakim Tan Mengsi tak mengabulkan gugatan cerainya.
Dia justru menyalahkan Xiong dan menudingnya telah gagal memenuhi peran sebagai ibu karena tidak mau mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Hakim juga mengklaim bahwa Xiong tidak dapat membuktikan kalau pernikahannya telah gagal.
Pengadilan menolak permohonan cerainya dan memerintahkan dia kembali ke keluarganya. Untuk merawat keenam putrinya dan melakukan tanggung jawab keluarga lainnya yang tidak dijelaskan secara spesifik.
Kisah Xiong pun viral dan memicu kritikan keras di media sosial China. Banyak netizen membela dan menunjukkan simpatinya pada Xiong.
"Apakah hakim kehilangan akal sehatnya? Dia menghancurkan kehidupan wanita itu," kritik salah satu netizen.
"Sangat menyesakkan," komentar netizen lain.
Harapan bahwa wanita akan melahirkan anak laki-laki adalah bagian dari pola pikir tradisional sejak zaman kuno di Tiongkok. Data sensus tahun 2021 yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China mengungkapkan bahwa rasio gender negara itu masih condong ke laki-laki - dengan 723 juta laki-laki dibandingkan 689 juta perempuan pada 2020.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa dalam rentang usia pernikahan tradisional 20 hingga 40 tahun, terdapat 20 juta lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
Simak Video "Video: Kemesraan Nicole Kidman dan Keith Urban yang Kini Tinggal Kenangan"
(hst/hst)