Dalam era digital saat ini, penggunaan smartphone menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Meskipun perangkat ini menawarkan berbagai kemudahan, jika terlalu 'terlena', dapat menimbulkan kecanduan smartphone.
Generasi muda menjadi kelompok yang paling rentan kecanduan smartphone dan merasakan dampak negatifnya. Mereka lahir dan tumbuh pada masa di mana teknologi smartphone semakin canggih dan kemunculan media sosial yang membuat generasi muda semakin sulit memalingkan perhatiannya dari smartphone.
Survei yang dirilis pada Agustus 2024 oleh Pusat Terpadu Pencegahan dan Perawatan Kecanduan, dari Tung Wah Group of Hospitals, menemukan bahwa orang tua di Hong Kong kesulitan mengendalikan penggunaan gadget oleh anak-anak mereka.
Sementara itu, survei terhadap 1.000 responden, menunjukkan 63,4 persen orang kecanduan gadget mereka, dengan 36,5 persen mengaku menggunakannya ketika berada di toilet. Survei juga menemukan anak muda cenderung menggunakan smartphone di tempat tidur.
Kecanduan smartphone dapat membawa efek negatif, terutama terhadap kesehatan mental.
"Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan dikaitkan dengan kondisi seperti depresi, kecemasan, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas," ujar Psikolog Quratulain Zaidi, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Tanda-tanda kecanduan smartphone sangat beragam. Quratulain mengungkapkan beberapa gejala paling umum adalah, tidak mampu menahan dorongan untuk menggunakan smartphone; kecemasan atau mudah tersinggung, beberapa saat tanpa smartphone; menggunakan smartphone lebih lama dari yang diinginkan, dan; menghabiskan waktu berlebihan memakai smartphone ponsel pintar meskipun sudah merasa lelah.
Ada lima cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecanduan smartphone. Namun harus diikuti dengan tekad kuat demi kesehatan mental dan fisik.
Simak Video "Video Menkes Soroti Kesehatan Mental Siswa Sekolah: Under Detected!"
(hst/hst)