Selamat datang di era beauty bag charm, alias produk kecantikan yang bisa multifungsi jadi gantungan tas atau gantungan kunci.
Dulu, produk kecantikan disimpan rapi dalam tas kosmetik atau laci meja rias. Lip balm, lipstik atau bedak digunakan diam-diam, dipoles ulang di depan cermin toilet, lalu masuk lagi ke dalam tas.
Tapi tahun 2025 memperlihatkan wajah baru industri kecantikan. Lip balm kini punya gantungan kunci, sunscreen bisa digantung di tote bag bak aksesori lucu, atau lipstik yang punya case khusus dengan desain cantik.
Semua berawal dari case ponsel viral milik Rhode, brand milik Hailey Bieber, yang menyatukan tempat lip balm dengan phone case. Inovasi ini ternyata memicu tren besar, yakni produk kecantikan yang tak hanya bisa dipakai, tapi juga dipamerkan.
Batas antara fungsi dan gaya? Sudah lama samar. Sekarang, lip gloss bisa jadi pernyataan gaya. Misalnya saja Gloss Bomb Oil dari Fenty Beauty, yang kini hadir dalam bentuk gantungan kunci mewah.
Brand Korea seperti Kaja juga tak ketinggalan dengan produk Jelly Charm yang hadir dalam bentuk tint bibir dan blush yang bisa dikaitkan ke gesper atau ransel. Victoria Beckham Beauty meluncurkan parfum dalam liontin emas yang bisa dikenakan di leher, sementara Chloé menyuguhkan solid perfume dalam kemasan pendant elegan bernuansa quiet luxury.
Di pasar Asia termasuk Indonesia, tren ini makin meluas. Brand lokal seperti Implora, Jacquelle hingga Rose All Day meluncurkan produk dengan bag charm versi mereka sendiri. Setiap produk kini bukan sekadar berkata, 'pakai aku', tapi juga 'lihat aku!'
Sebenarnya, konsep beauty wearable bukan hal baru. Seperti dikutip dari Vogue India, Dior pernah menjual Gourmette Lip Gloss dalam bentuk gelang rantai di era 2000-an. Brand seperti Diptyque juga sempat menyematkan wewangian pada tali gelang persahabatan. Produk-produk ini adalah sinyal awal bahwa kecantikan tak mau terus-terusan tinggal di dalam laci. Dia ingin tampil, jadi aksesori, bahkan jadi highlight penampilan.
Terbaru, ada Jisoo BLACKPINK yang belum lama ini mengunggah foto dirinya memakai produk Lip Glow Butter dari Dior. Jisoo tampak menggantung dua produk dalam kemasan tube itu dengan bag charm bertulisan 'Dior' yang disambungkan ke tali.
Tren gantungan sendiri sebenarnya sudah lama berkembang, dimulai dari gantungan kunci dan pernak-pernik nostalgia. Lalu muncul pin enamel, boneka mini, dan gantungan lucu yang mengubah tas menjadi moodboard pribadi.
Brand-brand mewah seperti Louis Vuitton, Prada, hingga Fendi kemudian membawa tren ini ke level lebih tinggi lewat charms penuh logo. Industri kecantikan pun kini memutar arah tren ini dengan sentuhan playful dan fun.
Beauty charm menjadi istimewa bukan cuma tampilannya yang lucu, tapi juga fungsional. Lip balm yang tergantung di tas tidak akan hilang lagi. Parfum liontin, bisa langsung mengharumkan tubuh. Dalam pergeseran dari estetika minimalis ke gaya yang lebih ekspresif dan penuh warna, aksesori kecantikan ini jadi semacam versi playful dari pernyataan status.
Ada sisi nostalgia juga yang membuat tren ini makin digemari. Bagi Gen Z, beauty bag charm terasa seperti koleksi lucu yang bisa dipajang. Untuk generasi milenial, ini mengingatkan pada tren gantungan kunci atau tas sebagai simbol ekspresi diri lewat barang. Sementara untuk para pecinta luxury beauty, beauty charm adalah simbol status baru yang bisa berkilau bersama gaya personal.
Simak Video "Video Yuni Shara Ngomongin Tren Oplas: Itu Semua Pilihan"
(hst/hst)