Terapi sinar infrared atau yang lebih dikenal dengan red light therapy kini menjadi salah satu perawatan kecantikan yang tengah naik daun. Red light therapy kini tidak hanya bisa didapat di klinik kecantikan atau spa mewah saja, namun sejumlah perusahaan teknologi kecantikan membuat perangkat yang bisa digunakan di rumah karena terapi ini semakin banyak digemari. Tapi, apakah terapi ini benar-benar efektif?
Mengenal Terapi Sinar Infrared
Terapi sinar infrared adalah teknik penyinaran kulit dengan menggunakan gelombang cahaya merah dan dekat-infrared (near-infrared light) yang mampu menembus lapisan kulit untuk merangsang perbaikan sel-sel dari dalam. Biasanya, terapi ini menggunakan perangkat LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan gelombang cahaya tertentu untuk menstimulasi kolagen, memperbaiki jaringan, dan mengurangi peradangan.
"Terapi sinar merah ini bekerja dengan meningkatkan komponen yang menjaga dan meningkatkan kualitas kulit dan juga mengurangi elemen yang merusak kulit," ungkap Dr. Chris G. Adigun, MD, dokter spesialis kulit dari Dermatology & Laser Center of Chapel Hill, California, AS kepada Fox News Digital.
Manfaat Terapi Sinar Infrared untuk Kecantikan
Salah satu keunggulan utama terapi sinar infrared adalah stimulasi kolagen, protein penting yang menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit.
"Dengan pemakaian rutin, terapi ini mampu meminimalkan garis halus dan kerutan, serta membuat kulit terlihat lebih muda dan segar," ujar Dr. Lauren Fine, MD, dermatologis dari Fine Dermatology, Chicago.
Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau sering mengalami kemerahan, terapi ini juga berfungsi sebagai anti-inflamasi alami. Sinar infrared bekerja untuk menenangkan kulit yang iritasi atau meradang, termasuk pada kasus jerawat aktif.
"Terapi ini memiliki manfaat dalampengobatan dan peremajaan kulit, sehingga populer di kalangan pasien muda maupun tua," ungkap Dr. Fine.
Terapi sinar infrared tersedia di beberapa spa, pusat kebugaran, dan klinik, tetapi unit di rumah menjadi lebih populer. Bagi mereka yang berpikir untuk membeli perangkat tersebut di rumah, Dr. Fine mengatakan bahwa treatment ini minim risiko.
Namun, obat-obatan tertentu dapat membuat kulit menjadi fotosensitif, yang berarti kulit akan menjadi lebih sensitif atau dapat mengalami reaksi yang tidak biasa terhadap sumber cahaya, menurut Yayasan Kanker Kulit.Beberapa obat tersebut termasuk antibiotik tertentu, antijamur, antihistamin, dan diuretik, antara lain, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
Dr. Fine juga mengingatkan bahwa mereka yang sensitif terhadap perubahan kulit akibat panas juga sebaiknya tidak melakukan perawatan ini. Para ahli menekankan, penting untuk membaca dan mengikuti petunjuk unit terapi cahaya merah yang digunakan. Penggunaan yang tepat akan membantu memastikan hasil terbaik.
"Faktor utama dalam kemanjuran bergantung pada jarak perangkat dari kulit, semakin dekat, semakin baik. Dan durasi paparan, yang membutuhkan setidaknya 10 menit," saran Dr. Adigun.
Simak Video "Video K-Talk: 'Fame' dalam Sudut Pandang RIIZE"
(kik/kik)