Demi Moore berhasil menyabet penghargaan akting pertamanya dalam Golden Globes 2025. Aktris Hollywood tersebut menang untuk kategori aktris wanita terbaik untuk performanya dalam The Substance. Meski mengaku tidak menyangka, memang banyak orang memuji penampilannya sebagai Elisabeth Sparkle. Perjuangan Demi di-makeup sampai sembilan jam pun tidak sia-sia.
Dalam The Substance, Demi Moore berperan sebagai seorang aktris dan pemandu acara program aerobik di televisi. Ketika menginjak usia 50, kariernya mulai meredup dan ia dipecat karena dianggap terlalu tua. Ketika itu, Elisabeth berniat untuk mengembalikan masa jayanya dengan serum 'The Substance' yang disebut bisa bikin penampilan lebih muda.
Karakter Elisabeth kemudian menggunakan serum tersebut dengan berlebihan hingga membuatnya bertransformasi jadi mahkluk mengerikan. Karena itu, Demi Moore harus menjalani proses makeup yang lama menggunakan protetik. Menurut desainer makeup Pierre Olivier Persin, Demi bisa dirias selama enam sampai sembilan jam.
Pierre pun memuji etika kerja Demi yang membuatnya pantes diganjar Golden Globes. Dikatakan jika mantan istri Ashton Kutcher tersebut tidak pernah terlihat bosan atau terdistraksi selama proses makeup. "Dia selalu bersama kami, yang mana ini sangat jarang. Misalnya, dia tidak pernah melihat ponselnya.
Beberapa orang menunduk saat kamu mencoba memakaikan makeup yang membuat prosesnya jadi sulit dan rumit. Kamu harus terus bilang, 'Oh, maaf, bisa mendongak?' Dan itu sangat membosankan jika terus dilakukan selama tiga jam. Namun Demi selalu melihat dari dekat ke cermin sepanjang prosesnya dan itu sangat hebat," kata Pierre dilansir LA Times.
Bersama dengan POP FX, Pierre juga berkolaborasi dengan Fargeat untuk merancang lima tahap evolusi Elisabeth menjadi "Requiem," "The Finger," "Gollum," "Monstro," hingga "Gremlin." Demi Moore terlihat mengerikan, penampilannya sebagai monster dalam film bergenre body horror tersebut juga menuai pujian karena karya para seniman di baliknya, termasuk makeup artist Stéphanie Guillon.
Selagi menikmati transformasi Demi menjadi berbagai bentuk, film ini juga membukakan mata para penonton mengenai isu 'body image' di kalangan wanita. Demi Moore sendiri mengaku karyanya kali ini menyadarkan dirinya akan pentingnya penerimaan diri. Ketika muda, ia sering merasa tidak cukup kurus dan berharga tapi kini sudah melihat nilai diri yang sesungguhnya.
"Namun yang benar-benar aku lihat - dan aku percaya ini adalah perjalanan yang berkelanjutan dan kita menghadapi banyak hal selama prosesnya- adalah ada beberapa hal, yaitu, kita memiliki keadaan kesadaran kolektif untuk waktu yang lama di mana kita melihat nilai wanita menurun seiring bertambahnya usia, karena ada tipe tubuh, wajah, penampilan ideal tertentu yang lebih diinginkan.
"Tapi pada akhirnya, aku merasa semua itu adalah untuk kita, bahwa itu terjadi untuk kita, bukan kepada kita, bahwa itu pada dasarnya ada supaya kita benar-benar bisa sampai pada titik mencintai diri sendiri dan menerima diri sendiri, karena apa yang orang lain lakukan atau tidak lakukan tidaklah relevan," kata Demi Moore dilansir Collider.
(ami/ami)