Media sosial bisa jadi sarana yang kejam untuk memamerkan penampilan. Seorang TikToker menuai komentar kurang menyenangkan ketika memamerkan wajahnya. Berniat untuk memperlihatkan wujud asli tanpa filler atau Botox, ia malah 'dibully' netizen yang menyebutnya super tua.
Belakangan filler dan Botox memang makin marak dilakukan. Perawatan itu bahkan dilakukan orang-orang muda meski belum terlalu membutuhkannya. Karena itu, TikToker Summer Vennewitz berniat untuk mengajak netizen menormalisasi 'wajah asli' yang sayangnya tidak mendapat sambutan positif.
Summer memang sering membuat konten tentang wajahnya yang natural. Baru-baru ini ingin menunjukkan wujud asli seseorang yang tidak pernah suntik filler atau Botox di area manapun. Dengan percaya diri, ia memamerkan kerutan di area mata, dahi, dan lipatan senyum.
@makesumgains
Di kolom komentar, netizen pun terkejut dengan tampilannya. Beberapa menganggap jika Summer tidak seharusnya terlihat demikian di usia yang baru 25. Video yang dimaksudkan untuk membawa positivitas malah menuai beragam komentar yang menyebutnya tampak tua.
"Dia masih terlihat 20 tahun tapi tolong gunakan sunscreen," "Aku berusia 27 tahun tidak punya crows feet (kerutan di bawah mata). Tolong pakai sunscreen," "Kamu terlihat seperti 45 tahun," "Aku 36 tapi tidak terlihat seperti ini," "Maaf, ini tidak normal," "Kalau ini aku, aku akan menangis, tolong pakai retinol dan spf," kata netizen.
Melihat banyaknya komentar bernada 'bullying', netizen lain membela Summer yang berusaha untuk jujur. "Gadis ini mencoba melakukan hal yang baik bahwa kamu tidak perlu takut menua," "Orang-orang di sini mempermalukannya," "Wanita-wanita di kolom komentar bersikap jahat,"
Dalam berbagai konten Summer yang lain, wanita tersebut tidak terlihat tua. Hanya saja pada video itu, ia menunjukkan kerutan pada wajahnya. Menanggapi hal tersebut, psikolog Carly Dober mengingatkan untuk memfilter komentar tentang penampilan orang lain selagi menerima penuaan alami.
"Orang akan menyampaikan pendapat buruk mereka tanpa memikirkan dampak terhadap orang yang membuat konten. Aku pikir penting untuk mengekspos diri untuk menunjukkan gambaran penuaan tanpa intervensi, karena pandangan kita mungkin tidak realistis (karena perawatan dan filter media sosial)," katanya dilansir NYPost.
(ami/ami)